Keberadaan Gong Perdamaian Dunia di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, sesuatu yang istimewa. Tepat pada 9 September biasa digelar tradisi peringatan berdirinya gong raksasa tersebut.
Faktanya, Gong Perdamaian Dunia yang berdiri kokoh di Situs Ciung Wanara, Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjung, Kabupaten Ciamis, ini ditabuh setahun sekali. Tahun 2020 ini merupakan HUT yang ke 11. Gong terbesar ini juga diketahui hanya ada di Jawa Barat dan di Indonesia hanya ada lima gong.
Perayaan tradisi HUT Gong Perdamaian Dunia kali ini, Rabu (9/9/2020), berlangsung sederhana, mengingat dalam situasi pandemi COVID-19. Tamu undangan yang hadir sekarang dibatasi dan tidak banyak wisatawan yang datang. Meski terbatas namun tidak mengurangi maknanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biasanya yang diundang dan datang dari berbagai pulau para raja dari perwakilan forum silaturahmi keraton nusantara, kini hanya untuk daerah Ciamis dan daerah tetangga saja.
Prosesi tradisi perayaan diawali dengan kirab Kebhinekaan, sambil membawa lambang Garuda, 9 Bendera Merah Putih, 9 umbul umbul merah dan 9 umbul umbul putih menuju lokasi Gong. Diiringi dengan seni, gemyung, dogdog, kolotik dan angklung buncis.
Kirab ini ikuti oleh pelajar, tim seni dan masyarakat adat. Tujuannya untuk menumbuhkan dan meningkatkan rasa cinta tanah air.
Prosesi kemudian dilanjutkan dengan acara inti yakni menabuh (membunyikan) Gong Perdamaian Dunia yang hanya setahun sekali. Penabuh dari pejabat seperti Wakil Bupati Ciamis Yana D Putra dan para tokoh kebudayaan.
Lalu ngawasuh (mencuci) gong menggunakan pohon hanjuang, air yang digunakan berasal dari 9 tempat kabuyutan, yakni Situ Lengkong Panjalu, Cikawali Kawali, Jambansari, Galuh Salawe, Situs Karangkamulyan, Kertabumi, Pulau Majeti dan Kampung Adat Kuta.
Ketua Forum Gong Perdamaian Dunia Kabupaten Ciamis Aip Syarifudin mengatakan pada perayaan yang ke 11 tahun ini tidak mengundang banyak orang karena di tengah situasi pandemi COVID-19. "Di tengah Situasi COVID-19 perayaan tahun ini tidak mengundang saudara saudara kita, baik Sultan, Raja dan dari propinsi lain, tapi dari PKUB kabupaten Ciamis," ujar Aip.
Aip menyebut memperingati sebuah peristiwa tentunya memiliki makna dan nilai filosofis. Semangat perdamaian yang telah ditanamkan oleh sesepuh Galuh dan sunda zaman dulu di Ciamis harus tetap dijaga dan terpelihara.
Keberadaan Gong Perdamaian Dunia di tempatkan di Ciamis ini bukan tanpa alasan. Karena sejak Kerajaan Galuh dikenal sangat menjunjung tinggi nilai perdamaian.
Wakil Bupati Ciamis Yana D Putra menuturkan Gong Perdamaian Dunia di Ciamis merupakan simbol persaudaraan. Ia mengapresiasi perayaannya digelar setiap tahun. Namun jangan hanya seremonialnya saja, tapi maknanya harus diimplementasikan dalam kehidupan.
"Tidak hanya simbolis perayaan tiap tahun diselenggarakan. Tapi filosofinya tetap membangun persaudaraan. Perbedaan itu takdir tapi persatuan, kebersamaan dan perdamaian sesuatu yang harus kita usahakan. Lebih mempererat lagi mengingatkan kita agar tetap bersaudara dan bersatu," ucap Yana.