Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyatakan diri bergabung dalam koalisi Partai Golkar dan Partai Gerindra. PPP telah tiga kali berkoalisi dengan Golkar untuk mengusung pasangan calon dalam pesta demokrasi tersebut.
Ketua DPC PPP Kabupaten Bandung Yudha Noor mengatakan keputusan masuk dalam koalisi berasal dari hasil rapat pimpinan daerah. Keputusan tersebut mendapatkan restu dari DPW PPP Jawa Barat.
"Kita sudah putuskan di rapim Jumat kemarin, teman-teman DPC, PAC sepakat dan disampaikan ke DPW kita memutuskan secara bulat mendukung pasangan Nia-Usman di Pilkada Kabupaten Bandung," ucap Yudha saat dimintai konfirmasi, Kamis (3/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yudha mengungkapkan koalisi ini sudah terbangun sejak lama. Sejak 2010, PPP selalu berkoalisi dengan Partai Golkar dan Gerindra di mana saat itu mengusung Dadang Naser dengan Deden Rumaji.
Bagi PPP, siapa calonnya bukan menjadi masalah dalam memberikan dukungan. Pasalnya, PPP sudah berkomitmen dalam koalisi ini akan memberikan penuh dukungan pada koalisi Golkar dan Gerindra.
"Komunikasi politik kami sudah dilakukan sejak dulu sebenarnya dengan koalisi Golkar dan Gerindra. Kita itu menjalin koalisi dari pertama pengusungan pak Dadang Naser. Artinya koalisi itu sudah kita bangun sejak lama," ucapnya.
"Kita berkoalisi ya dengan Golkarnya. Terkait siapa yang diusung kita berkomitmen. Kebetulan saja sekarang ini yang muncul ibu Nia dengan pak Usman," ucap Yudha.
Komitmen PPP tersebut dikeluarkan dalam bentuk surat tugas kepada semua kader PPP di Kabupaten Bandung. Surat tersebut menginstruksikan setiap kader PPP untuk bekerja memenangkan pasangan Nia-Usman.
"Jujur kita bukan menjadi prasyarat ke KPU, karena kita partai non parlemen. Maka sifatnya di kami itu adalah surat tugas," katanya.
"Penugasan kepada seluruh kader di Kabupaten Bandung untuk bekerja memenangkan pasangan Nia - Usman. Surat tersebut untuk semua kader dan simpatisan PPP," ujarnya.
(mso/mso)