Dia menegaskan pihaknya menolak penganugerahan PRA Luqman Zulkaedin sebagai putra mahkota. Rahardjo akan fokus mengurus proses penunjukan sultan secara definitif. Rahardjo meyakini pengukuhannya sebagai polmah tak melenceng dari tradisi.
"Pengukuhan ini sebenarnya sudah ada sejak lama. Seperti yang dilakukan Pangeran Cakrabuana saat menurunkan tahktanya. Tidak kepada putra sulungnya, tetapi kepada keponakannya Syekh Syarif Hidayatullah. Dinyatakan lebih mampu untuk memimpin dibandingkan putra sulungnya," kata Rahardjo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tempat yang sama, Filolog Raffan S Hasyim menerangkan penunjukan polmah pernah terjadi pada zaman dulu. Menurut filolog yang akrab disapa Opan itu mengatakan Rahardjo tetap sah sebagai polmah. Alasannya, Rahardjo memiliki garis keturunan dari Sultan Sepuh XI.
"Ya sebagai polmah. Bukan sebagai Sultan Sepuh," kata Opan seusai pengukuhan polmah.
"Beliau masih ada garis keturunan dari perempuan. Dari laki-lakinya (Rahardjo) itu keturunan Kiai Djali, kemudian ke Kiai Pegambiran, terus sampai ke silsilah atasnya, saya tak begitu hafal. Terus ke atasnya ke Pangeran Sindang Garuda hingga ke Sunan Gunung Jati," kata Opan menambahkan.
Seperti diberitakan sebelumnya, polemik perebutan takhta Sultan Sepuh itu mencuat setelah video penggembokan ruangan Dalem Arum Keraton Kasepuhan Cirebon yang dilakukan Rahardjo Djali ramai di jagat maya pada akhir Juni lalu. Sebelum Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat wafat, saat itu Arief masih menjalani perawatan di rumah sakit.
(mud/mud)