Geng motor di Palabuhanratu, Sukabumi bikin ulah. Mereka menebar teror di sebuah kafe, rumah, hingga kosan warga. Kaca jendela dipecah, kursi hingga lemari milik warga di rusak.
Aksi teror yang berlangsung pada Kamis (23/7) malam hingga Jumat (24/7) dinihari itu diduga sengaja direkam. Dua video berdurasi 31 dan 34 detik tersebar liar di aplikasi perpesanan dan media sosial.
Penelusuran detikcom, video itu diduga sengaja disebar kelompok tersebut. Sejumlah saksi mata yang mengetahui kejadian itu bahkan sudah melapor ke polisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kejadiannya Kamis (23/7) sampai Jumat (24/7) dini hari, ada beberapa lokasi di Cimaja dan Sukawayana, Cikakak. Yang saya tahu mereka itu dari salah satu kelompok motor, mereka menjarah rumah warga," kata pria, inisial Ba, salah satu warga Palabuhanratu melalui sambungan telepon, Senin (27/7/2020).
Menurut Ba, para pelaku menyasar rumah-rumah salah satu kelompok motor lawannya. Selain digedor, pelaku juga memecahkan rumah warga menggunakan senjata tajam.
Ada dua adegan yang terlihat diambil di lokasi yang berbeda. Di salah satu video, terlihat seseorang beratribut salah satu geng motor memecah kaca jendela rumah warga.
"Mana anj**, XTC mana, tah Agung bejad pakai jaket XTC tah," suara pria yang diduga merekam adegan saat pria berjaket memecahkan kaca jendela menggunakan senjata tajam jenis corbek, seperti di lihat detikcom Senin (27/7/2020).
Masih dalam adegan video tersebut, pria lainnya yang terlihat membawa samurai mendekati jendela yang kacanya baru saja dipecahkan oleh rekannya. Dia terlihat mengintip sambil berteriak.
Tonton video 'Teror Geng Motor Sukabumi, Warga Ketakutan-Ngumpet di Toilet':
Beberapa kaca lainnya di rumah tersebut juga dirusak, suara pecahan kaca terdengar beberapa kali. Di ujung video berdurasi 31 detik itu terdengar teriakan yang menyebut ia berasal dari salah satu kelompok.
"Aing Brigez," teriaknya.
Sementara itu, di video berdurasi 33 detik terlihat adegan beberapa orang terlihat ketakutan saat seorang pria membawa corbek keluar dari dalam rumah. Mereka membicarakan soal jaket atribut salah satu kelompok motor.
Suasana mencekam terjadi di salah satu kafe yang berlokasi di Cimaja, Sukabumi, Kamis (23/7) malam. Kafe itu didatangi kelompok geng motor. Mereka menari sang pemilik kafe.
Saksi mata menyebut para pelaku berjumlah tujuh hingga delapan orang datang berboncengan motor. Mereka berteriak-teriak mencari pemilik kafe dan meminta atribut jaket XTC. Diketahui pemilik kafe itu mantan anggota XTC.
"Pemilik kafe ini dulunya memang anggota XTC saat masih sekolah, tapi sudah keluar dari keanggotaan sudah lama. Mereka datang cari atribut XTC, mereka sampai masuk kamar dan menggeledah lemari. Tapi tidak ketemu," kata pria inisial Hj (20), warga sekaligus saudara dari pemilik kafe kepada awak media, Senin (27/7/2020).
Saat itu diceritakan HJ, para pelaku sempat membacokkan senjata tajam ke pintu kafe. Bekas bacokan terlihat memanjang, di bagian dalam mereka juga merusak kursi dan mengacak-acak lemari.
"Lemari saya sampai rusak, kursi sampai rusak. Dia mau cari atribut XTC, tapi karena bukan anggota XTC lagi atribut tidak ditemukan. Mereka pergi setelah sebelumnya mengancam akan kembali melakukan perusakan sekitar pukul 03.00 WIB. Karena khawatir akhirnya dia lapor polisi," tutur Hj.
Pemuda inisial K (20) masih ketakutan usai aksi brutal geng motor mendatangi indekosnya, Kamis (23/7) malam. Saat itu, K tengah berada di dalam salah satu kamar kosan tersebut.
Sebelum kedatangan geng motor itu, ia sudah menerima informasi adanya perusakan di beberapa tempat. Karena sebagian korban adalah temannya.
"Informasinya ada enam lokasi kejadian, sampai akhirnya mereka datang ke tempat saya. Ini kosan saudara, kebetulan saya malam itu sedang istirahat," ungkap K kepada detikcom, Senin (27/7/2020).
Malam itu, K tidak sendirian. Saat mendengar ada suara knalpot bising datang, ia spontanitas mematikan seluruh lampu di indekos dan berlari ke WC yang ada di bagian belakang.
"Jadi sebelum ke sini mereka bikin resah dulu di bawah, suara motornya juga berisik. Saya matikan lampu, biar pelaku tidak tahu di dalam kosan ada orang, termasuk saya," ujar K.
Saat itu, K waswas para pelaku masuk ke dalam dengan cara mendobrak pintu. Ia kemudian berlari ke arah WC di ruangan belakang untuk ngumpet.
"Posisi saya ada di dalam kosan, yang saya tahu ada beberapa orang, empat motor berboncengan. Saya sembunyi di WC. Saya merasa ketakutan mereka masuk ke dalam, posisi kami juga belum siap. Entah bagaimana kalau mereka masuk," ujarnya.