Elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk Pilpres 2024 mengalami peningkatan di masa pandemi COVID-19. Namun hasilnya berbeda, elektabilitas Ganjar kian moncer ke posisi pertama menyalip Prabowo Subianto. Sementara Ridwan Kamil justru disalip Sandiaga Uno di posisi lima pada survei Pilpres yang dilakukan Indikator Politik Indonesia.
Pada survei yang dilakukan pada 13-16 Juli 2020, Ganjar mengantongi elektabilitas sebesar 16,2%. Angka tersebut meningkat 4,4 persen dari survei Indikator Politik sebelumnya yang dilakukan pada 16-18 Mei. Popularitas Ganjar meningkat cukup signifikan di atas Prabowo yang bertengger di posisi tiga dengan 13,5%. Sementara di posisi kedua masih dihuni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan raihan 15%.
Ridwan Kamil pun naik dari 7,7% menjadi 8,6%. Kendati demikian, posisinya di peringkat empat pada Mei lalu, turun ke peringkat lima pada Juli disusul Sandiaga Uno dengan 9,2%. Elektabilitas Sandiaga meningkat cukup pesat dari 6% pada Mei 2020.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melihat dinamika yang terjadi, Peneliti dari Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC) Bandung Iman Soleh mengatakan ada beberapa faktor yang membuat popularitas Ganjar meroket pada survei terbaru Indikator Politik.
Salah satunya adalah penanganan COVID-19 di Jawa Tengah yang relatif lebih terkendali. Faktor lainnya, politisi PDI Perjuangan itu bisa mengolah isu yang merakyat di media sosial, namun cakupannya panggung nasional. "Ganjar memunculkan isu yang sifatnya me-nasional, dan dia lebih siap dengan panggung yang lebih nasional," ujar Iman saat dihubungi detikcom, Senin (21/7/2020).
Sedangkan untuk Ridwan Kamil, melonjaknya kasus COVID-19 di Jawa Barat karena ditemukannya klaster baru di instansi pendidikan militer, sedikitnya berpengaruh pada hasil survei. "Betul klaster Secapa cukup merepotkan, walau bisa diatasi Ridwan Kamil dengan komunikasi yang baik dengan pihak TNI," kata Iman.
Iman pun menyorot respons netizen di media sosial Ridwan Kamil. Menurutnya, berbeda saat pria yang akrab disapa Kang Emil menjabat wali kota Bandung dan kini gubernur Jabar. "Pola Kang Emil dalam menangani media sosial, kalau dulu ketika jadi walkot, followers-nya banyak dan cukup membela beliau. Sekarang mulai banyak haters dengan isu yang berkaitan dengan media sosial," ucapnya.
"Konten yang disajikan pun masih terlalu lokal, belum mempersiapkan sub-sub elemen pendukungnya itu yang saya lihat," kata Iman menambahkan.
Terkait meroketnya Sandiaga Uno, Iman mengatakan saat ini masyarakat memiliki dua pegangan dalam melihat sosok tokoh atau pemimpin di tengah pandemi ini. Pertama tentang manajerial penanganan wabah dan yang kedua adalah isu yang diangkat yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak atau sosial.
"Ada hal penting yang disampaikan Sandiaga terkait COVID, itu membuat beliau bisa masuk keempat besar," tutur Iman.
Survei Indikator Politik tersebut digelar pada 13-16 Juli 2020. Sampel survei ini sebanyak 1.200 responden yang dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada rentang Maret 2018 hingga Maret 2020.
Jumlah sampel yang dipilih secara acak untuk ditelpon sebanyak 5.872 data, dan yang berhasil diwawancarai dalam durasi survei, yaitu sebanyak 1.200 responden.
Toleransi kesalahan (margin of error) sekitar Β±2.9% pada tingkat kepercayaan 95%. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Survei soal capres pilihan dilakukan dengan menyodorkan 15 nama kepada responden. Pertanyaan survei adalah: "Jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang Ibu Bapak pilih sebagai presiden di antara nama-nama berikut ini?"
Hasilnya sebagai berikut:
- Ganjar Pranowo 16,2%
- Anies Baswedan 15%
- Prabowo Subianto 13,5%
- Sandiaga Salahuddin Uno 9,2%
- Ridwan Kamil 8,6%
- Agus Harimurti Yudhoyono 6,8%
- Khofifah Indar Parawansa 3,6%
- Puan Maharani 2%
- Gatot Nurmantyo 1,4%
- Tito Karnavian 1,3%
- Erick Thohir 1%
- M Mahfud MD 0,8%
- Airlangga Hartarto 0,3%
- Budi Gunawan 0,2%
- Muhaimin Iskandar 0,2%
- Tidak Tahu/Tidak Jawab 19,9%