Banyak Ortu Tak Punya Gawai, Guru SD Cirebon Blusukan ke Rumah Siswa

Banyak Ortu Tak Punya Gawai, Guru SD Cirebon Blusukan ke Rumah Siswa

Sudirman Wamad - detikNews
Selasa, 21 Jul 2020 17:07 WIB
Guru SD Blusukan ke Rumah Siswa
Guru mendatangi rumah siswa untuk kegiatan belajar mengajar. (Foto: Sudirman Wamad/detikcom)
Cirebon -

Selama pandemi COVID-19 kegiatan belajar mengajar (KBM) sekolah di Kabupaten Cirebon ditiadakan. Pemerintah menginstruksikan KBM dilakukan secara dalam jaringan (daring) atau virtual.

Sayangnya, pelaksanaan belajar virtual itu dinilai kurang efektif. Sebab, banyak pelajar dan orang tuanya tak memiliki ponsel pintar atau gawai lainnya yang memiliki akses internet. Hal itu terjadi di SD Negeri 1 Munjul, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Pihak sekolah pun mencari inovasi lain agar siswanya bisa tetap belajar. Para gurunya tak menerapkan metode belajar daring atau virtual.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Guru di SD Negeri 1 Munjul mendatangi rumah-rumah siswa. "Kalau melalui virtual atau online, sekolah belum bisa melakukan. Ada orang tua murid yang tak memiliki handphone. Jadi kita harus ke rumah-rumah siswa," kata Dian Firdaus, salah seorang guru SD Negeri 1 Munjul, saat ditemui di salah satu rumah muridnya, Selasa (21/7/2020).

Dian menjelaskan siswa diminta untuk membentuk kelompok terlebih dahulu. Sehingga hal itu memudahkan guru saat mengajar. Sudah sepekan pihak melaksanakan pembelajaran dengan mendatangi rumah siswa. Dian tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19.

ADVERTISEMENT

"Ini akan terus dilakukan sampai siswa diperbolehkan kembali berangkat ke sekolah," ujarnya.

Dian tak menampik menemui kendala saat menerapkan belajar dengan metode door to door. Ia harus membawa buku materi dari sekolah. Selain itu, saran penunjang seperti papan tulis dan lainnya juga tak ada.

"Awal memang bingung mencari alamat rumah siswa. Medianya juga susah. Ya harus blusukan ke pelosok-pelosok. Lesehan saja belajarnya, tidak pakai seragam sekolah juga," ucap Dian.

Dian mengaku metode belajar blusukan atau door to door itu disambut baik oleh orang tua siswa. Bahkan, antusias siswa pun terbilang tinggi. Semangat Dian pun terpacu untuk terus blusukan.

"Sebelumnya kita sudah menerapkan belajar online. Tapi kurang efektif. Sekarang semua siswa belajar di rumah. Nanti setiap guru akan datang ke salah satu murid dari kelompok itu. Sistemnya rolling atau bergantian," tuturnya.

"Belajar online mungkin efektif di kota-kota besar. Kalau di kampung kan tidak bisa, ada orang tua yang mengeluh tidak punya handphone dan sebagainya. Ini yang buat guru-guru menjadi bingung," kata Dian menambahkan.

Dian berharap situasi pandemi segera berakhir. Sehingga siswanya bisa belajar secara normal di sekolah.

Bupati Cirebon Imron Rosyadi meminta guru terus berinovasi selama pandemi. Sebab, saat ini Pemkab Cirebon belum mengizinkan sekolah untuk belajar tatap muka di sekolah.

"Kalau (aktivitas) sekolah, KBM itu kewenangan pusat. Kalau di luar sekolah (pendidikan) kebijakan masing-masing Gugus Tugas daerah. Sekarang belum ada perintah dari pusat untuk membuka KBM di sekolah," ucap Imron.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads