Selama pandemi COVID-19 kegiatan belajar mengajar (KBM) sekolah di Kabupaten Cirebon ditiadakan. Pemerintah menginstruksikan KBM dilakukan secara dalam jaringan (daring) atau virtual.
Sayangnya, pelaksanaan belajar virtual itu dinilai kurang efektif. Sebab, banyak pelajar dan orang tuanya tak memiliki ponsel pintar atau gawai lainnya yang memiliki akses internet. Hal itu terjadi di SD Negeri 1 Munjul, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Pihak sekolah pun mencari inovasi lain agar siswanya bisa tetap belajar. Para gurunya tak menerapkan metode belajar daring atau virtual.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Guru di SD Negeri 1 Munjul mendatangi rumah-rumah siswa. "Kalau melalui virtual atau online, sekolah belum bisa melakukan. Ada orang tua murid yang tak memiliki handphone. Jadi kita harus ke rumah-rumah siswa," kata Dian Firdaus, salah seorang guru SD Negeri 1 Munjul, saat ditemui di salah satu rumah muridnya, Selasa (21/7/2020).
Dian menjelaskan siswa diminta untuk membentuk kelompok terlebih dahulu. Sehingga hal itu memudahkan guru saat mengajar. Sudah sepekan pihak melaksanakan pembelajaran dengan mendatangi rumah siswa. Dian tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19.
"Ini akan terus dilakukan sampai siswa diperbolehkan kembali berangkat ke sekolah," ujarnya.
Dian tak menampik menemui kendala saat menerapkan belajar dengan metode door to door. Ia harus membawa buku materi dari sekolah. Selain itu, saran penunjang seperti papan tulis dan lainnya juga tak ada.
"Awal memang bingung mencari alamat rumah siswa. Medianya juga susah. Ya harus blusukan ke pelosok-pelosok. Lesehan saja belajarnya, tidak pakai seragam sekolah juga," ucap Dian.