Sebagian warga yang tinggal di dekat Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) Kota Bandung menolak mengikuti rapid test. Apa alasannya?
Sekadar diketahui, dari 1.262 kasus di klaster Secapa AD, hanya 17 kasus yang mendapat perawatan dan isolasi di rumah sakit. Sisanya sebanyak 1.245 merupakan OTG atau orang tanpa gejala.
Cidadap M Taufik, humas RW 06 Panorama, Kelurahan Hegarmanah, Kecamatan Cidadap mengatakan, rapid test digelar oleh pihak kelurahan. "Sementara informasi rapid test dari kelurahan satu RW 20 orang. Sementara kita belum ada informasi lagi," ujar Taufik kepada detikcom, Jumat (10/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, ada warga yang mau dan tidak menjalani rapid test. Warga yang tidak mau, kata Taufik, diduga parno atau kaget dengan munculnya klaster Secapa AD. "Masalah psikologis warga itu, mungkin ketakutan dikucilkan oleh warga lain (kalau reaktif)," ucapnya.
Pihaknya akan terus melakukan sosialisasi kepada warga agar mau untuk mengikuti tes tersebut. "Kami dari pengurus RW juga akan mensosialisasikan, untuk manfaat rapid test itu sendiri. Kasih pemahaman," kata Taufik.
Taufik memastikan tidak ada warga setempat yang terpapar Corona. "Alhamdulillah, tidak ada. Warga juga biasa-biasa saja, tidak begitu panik. Kami pengurus RW dan Karang Taruna terus melakukan sosialisasi kepada warga. Tetap jaga jarak, jaga kesehatan dan istirahat cukup," tutur Taufik.