Yunus Saflembolo membantah soal adanya pembiusan yang dialaminya di Curug Pareang Sukabumi. Dokter mengungkap fakta medis di balik pingsannya Yunus. Ditemukan zat sedatif di tubuh pria yang juga Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sorong Selatan tersebut.
Fakta itu diungkapkan Risdi Pramesta, penanggung jawab medis di UPTD Puskesmas Jampang Tengah, Sukabumi. Risdi merawat tiga orang pasien, salah satunya Yunus. Kondisi ketiga pasien itu diduga dipengaruhi zat sedatif sehingga membuat mereka pingsan dan lemas.
"Jadi pada Selasa (16/6) malam, pasien datang dengan kondisi sudah tidak sadarkan diri dan lemas. Itu ada tiga korban yang diduga dibius dengan menggunakan zat sedatif. Memang harus diambil sampelnya untuk di uji lab," kata Risdi melalui sambungan telepon, Kamis (18/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Reaksi zat sedatif, Risdi menjelaskan, membuat pasien tidak sadarkan diri bahkan muntah. Dari tiga pasien itu, Risdi menyebut ada seorang pasien yang sempat muntah-muntah.
"Zat sedaktif itu bisa menimbulkan bius. Kalau (istilah) bius itu kan bahasa awamnya saja. Saya yang melakukan perawatan dari awal sampai malam," tuturnya.
Pasien yang datang itu, menurut Risdi, dua lelaki dan satu perempuan. Ia menyebut salah satu dari mereka berasal dari Papua dan berstatus Bacabup.
"Salah satu dari mereka benar asal Papua, merupakan bakal calon bupati. Untuk tindak lanjut selanjutnya kami belum mengetahui, karena itu ranah pihak kepolisian," ujar Risdi.
Soal kondisi pasien tersebut, Risdi menjelaskan dua pasien lelaki sudah sadar. Bahkan kedua pasien itu sudah dimintai keterangan oleh polisi.
"Dua orang sudah dibawa ke institusi kepolisian untuk dilakukan pengambilan keterangan. Satunya lagi, perempuan, belum bisa dibawa karena kondisinya belum memungkinkan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," tuturnya.
"Untuk motif (kejadian itu) masih didalami oleh pihak kepolisian," kata Risdi menambahkan.
Yunus Saflembolo membantah informasi yang menyebut aktivitasnya di Sukabumi terkait dengan penggandaan uang. Dia juga menepis isu menjadi korban pembiusan.
"Saya ke Sukabumi tanya ke teman-teman di sini apakah ada air yang kita bisa mandi, terus katanya ada air terjun namanya Curug Pareang, sampai sana saya kira jalannya rata ternyata saya harus turun 500 sampai 600 meter sampai lutut saya longgar semua," tutur Yunus.
Selama beberapa saat, Yunus dan teman-temannya mandi di Curug Pareang yang dia sebut memiliki air yang sangat dingin. Karena kelelahan, Yunus mengaku terjatuh.
"Jadi saya naik dari sana turun mau naik di situ saya sempat jatuh karena waktu turun dari gunung itu kaki saya gemetar, ya karena sudah tua toh (usia) 50 tahun ke atas. Bayangkan kita jalan saja turun naik setengah mati," kata Yunus via sambungan telepon, Rabu (17/6).
"Saya jatuh di situ saya sempat mau bilang pingsan tidak sadar (juga) tidak begitu. Sehingga saya diangkat oleh beberapa teman pas saya di situ ada teman orang Papua juga terus saya dibawa lari ke rumah sakit," tutur dia menambahkan.
Soal isu penggandaan uang, Yunus mengaku tidak mengetahui siapa yang menyebar informasi tersebut. Ia bahkan menganggap informasi itu seolah menyudutkan karena statusnya yang maju Pilkada di Sorong Selatan.
"Informasi itu tidak benar," kata Yunus.