Kisah Pilu Keluarga Pasien Positif 01 Cianjur Dikucilkan Gegara Corona

Kisah Pilu Keluarga Pasien Positif 01 Cianjur Dikucilkan Gegara Corona

Ismet Selamet - detikNews
Senin, 18 Mei 2020 14:05 WIB
poster
Ilustrasi (Foto: Edi Wahyono/detikcom).
Cianjur -

Duka mendalam masih dirasakan Ari Irawan (25) setelah ditinggal sang istri untuk selamanya. Apalagi sang istri yang melahirkan anak kembar, meninggal dengan status pasien positif 01 COVID-19 di Kabupaten Cianjur.

Meski sudah 43 hari berlalu, rasa rindu tetap ada. Kenangan indah bersama sang istri kerap muncul dan membuatnya tak kuasa menahan tangis.

Kepedihannya bertambah tidak hanya karena ditinggal wanita yang begitu ia cintai, tetapi juga karena pandangan negatif kepada dia dan keluarganya. Status positif Corona almarhum, membuat keluarga tersebut diasingkan.

Padahal, dari hasil rapid test anggota keluarga yang pernah kontak dengan pasien 01 dinyatakan negatif serta sudah menjalani karantina secara mandiri.

"Seolah keluarga saya memiliki aib dan kesalahan yang besar. Memang ada yang mau bertegur sapa, tapi banyak yang menjauh. Padahal sampai sekarang juga belum jelas apakah istri saya itu terpapar dari mana, sebab kami tidak pernah bepergian ke zona merah, atau aktivitas yang membuat kami terpapar serta membawa virus," ungkap Ari saat ditemui di sekitar Jalan Imun Sulaiman Kecamatan Cianjur, Senin (18/5/2020).

"Kondisi ini yang membuat saya sangat sedih, sudah ditinggal istri meninggal, keluarga diperlakukan seperti ini," tambahnya seraya meneteskan air mata.

Usaha bengkel sepeda motor yang baru ia rintis beberapa bulan pun kini sepi pengunjung. Padahal ia harus mengurus anaknya yang baru berusia kurang dari dua bulan.

Tabungan dan hartanya kini hampir tak tersisa untuk kebutuhan sehari-hari, mulai dari pakaian hingga susu formula.

"Emas, tabungan dan barang-barang berharga saya jual untuk susu anak. Mau gimana lagi, penghasilan tidak ada. Bengkel sepi, tidak ada yang datang. Sedangkan anak harus minum susu formula tiap hari," tuturnya.

Hal serupa kini juga dialami saudaranya. Kakak dari Ari yang berjualan martabak keliling terpaksa harus berhenti berjualan, karena tak ada yang beli.

"Sampai ada yang nyebut martabak Corona. Segitunya ke keluarga saya. Padahal dia tidak ada hubungannya dan tidak berkontak dengan almarhum," ucapnya lirih.

Hingga saat ini, lanjut dia, tak ada bantuan dari pemerintah daerah yang menyentuh dia dan keluarganya. Padahal dampak besar dialami pasca istrinya ditetapkan sebagai pasien positif 01.

"Saya hanya minta keluarga saya diperhatikan, mau apapun bentuknya. Terpenting juga anak saya, karena saya sudah bingung nasib anak yang masih bayi tapi sudah dihadapkan pada kondisi seperti ini. Saya harap pemerintah bertanggungjawab," tegasnya.

Sekadar diketahui, seorang ibu asal Kecamatan Cijati terkonfirmasi poisitif COVID-19. Pasien yang meninggal dunia tersebut, dinyatakan positif oleh Pemkab Cianjur pasca mendapatkan hasil swab test.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Minta Kejelasan dan Penjelasan Soal Status Kesehatan

Selain mengharapkan ada bantuan bagi keluarga, Ari juga meminta kejelasan dari Pemkab Cianjur terkait status istri dan keluarganya. Sebab hingga saat ini, dia belum pernah melihat langsung hasil swab test sang istri dan dirinya.

Bahkan, dia mengaku sempat menanyakan hasil swab, tetapi pihak rumah sakit menyebutkan jika suratnya hilang.

"Saya jadi bingung, kenapa bisa hilang sewaktu saya datang ke rumah sakit beberapa hari lalu. Saya hanya ingin memastikan, apakah istri saya benar positif atau tidak," tuturnya.

Dengan tidak adanya bukti tersebut, dia mempertanyakan kebenaran status positif COVID-19 sang istri. Apalagi dia yang sehari-hari bersama sang istri dan makan sepiring berdua tidak tertular, sedangkan tenaga medis di rumah sakit langsung terpapar begitu menangani sang istri.

"Bukannya berharap saya tertular, tapi minta kejelasan kenapa tidak tertular. Apakah imun saya yang bagus atau gimana. Belum pernah ada tenaga medis yang mengedukasi ke saya, keluarga ataupun lingkungan," tuturnya.

Dia mendesak agar pemerintah memberikan perhatian serius pada keluarga pasien positif COVID-19, tidak sekadar mengumumkan. "Lihat dampaknya, kalau benar positif. Perhatikan keluarganya. Apalagi istri saya ini korban, sebab kita tidak pernah kemana-mana. Saya juga minta kejelasan kenapa istri saya bisa tertular," ujarnya.

Sementara itu Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Yusman Faisal mengatakan, keluarga pasien bisa melihat informasi jelasnya ke rumah sakit terkait hasil swab test, ataupun ke dinas kesehatan.

"kalau surat resmi hasilnya itu dikeluarkan Labkesda, tapi bisa dilihat hasilnya melalui rumah sakit," tuturnya.

Terkait sumber penularan, Yusman mengaku masih berusaha melacaknya. Sedangkan penyebab keluarga tak tertular, ada beberapa kemungkinan, salah satunya karena imunitas keluarga yang sedang bagus.

"Bisa juga karena saat itu virusnya belum berkembang dan menularkan. Kami akan edukasi itu ke keluarga, dan edukasi juga ke lingkungan supaya tidak terjadi kesalah pahaman, sehingga ada pandangan negatif ke keluarga," ucapnya.

Di sisi lain, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cianjur Ahmad Mutawali mengatakan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan keluarga dan memberikan bantuan secara berkepanjangan, terutama karena ada anak yang bayi yang memerlukan susu formula setiap harinya.

"Sementara ada bantuan sembako dan bantuan lainnya dari pemkab. Selebihnya akan dimasukan pada DTKS, supaya bantuan mengalir setiap bulannya," ujar dia.

Tonton juga video Eks Mantu Kena Corona, Nenek Pemandi Jenazah Dikucilkan Warga:

Halaman 2 dari 2
(mso/mso)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads