Jelang Idul Fitri, pedagang kulit bedug mulai ramai berjualan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Namun penjualan di Ramadhan tahun ini menurun dengan merebaknya virus Corona.
Para pedagang kulit bedug tersebut berjejer di sepanjang Jalan HOS Cokroaminoto Kecamatan Cianjur. Kulit beragam ukuran pun dipajang, mulai dari ukuran kecil, sedang hingga besar.
Tidak hanya kulit bedugnya, pedagang musiman itu juga ada yang menjual bedug yang sudah jadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada dua jenis kulit bedug yang didagangkan, yakni berbahan kulit sapi dan kulit kerbau.
"Dari segi kualitas, kulit dari kerbau lebih bagus, mulai dari suara hingga tahan lamanya dibandingkan dari sapi," kata Asep (40) salah seorang penjual bedug di Jalan Hos Cokroaminoto, Selasa (12/5/2020).
Perbedaan kualitas itu juga membuat harga antara keduanya berbeda. Untuk kulit sapi, Asep menjual dengan harga Rp 300 ribu per lembar, sedangkan untuk kulit kerbau bisa mencapai Rp 400 ribu per lembar.
"Saya juga menjual bedug yang sudah siap pakai, kalau yang siap pakai harganya Rp 700 ribu untuk kulit sapi, Rp 850 ribu untuk kulit kerbau," tuturnya.
"Selain ukuran normal, ada juga bedug berukuran kecil yang seharga Rp 150 ribu-Rp450 ribu yang biasanya digunakan untuk anak-anak," ungkap dia menambahkan.
Kulit bedug Cianjur, lanjut dia, menjadi buruan oleh daerah lain, seperti Sukabumi, Bogor, hingga Bandung. Kualitas yang lebih bersih membuat kulit bedug Cianjur dicari.
Akan tetapi untuk ramadhan tahun sekarang, terjadi penurunan tingkat pembelian. Dalam sehari ia hanya mampu menjual 2 buah kulit, padahal di tahun sebelumnya bisa terjual hingga 8 lembar kulit per hari.
"Penjualan tahun ini sangat menurun mungkin karena dampak dari corona, saya berjualan mulai dari jam 7 pagi sampai jam 5 sore hanya mampu menjual 2 buah paling kang," ucapnya.
(mud/ern)