Berawal dari keresahan banyaknya tenaga medis jadi korban virus Corona, mendasari relawan COVID-19 Kota Cimahi membuat swab chamber. Alat itu kemudian dibagikan ke sejumlah rumah sakit.
Ketua relawan COVID-19 Kota Cimahi yang juga inisiator serta donatur pembuatan swab chamber Adhi Nugraha mengatakan alat tersebut dibuat untuk melakukan swab test yang aman digunakan oleh petugas medis tanpa berisiko terpapar COVID-19.
Prinsipnya, swab chamber memisahkan kontak antara pasien dengan tenaga medis. Biasanya dokter harus memakai alat pelindung diri (APD) lengkap dari mulai baju hazmat, masker, google, face shield dan sepatu boot saat berhadapan dengan pasien. Namun dengan Swab Chamber APD tak perlu digunakan semuanya.
"Ternyata pakai APD lengkap masih bisa tertular hingga akhirnya ada dokter yang meninggal akibat COVID-19. Penularannya bisa dari kualitas APD yang tidak standar seperti jahitan tidak rapat atau bahan tidak anti air. Maka alat ini bisa menjadi tabir bagi tenaga medis untuk menghindari penularan," kata Adhi saat ditemui, Kamis (23/4/2020).
Pembuatan alat berbentuk kotak seperti boks telepon umum zaman dulu, juga melibatkan Himpunan Fakultas Teknik Mesin ITB. Saat ini pihaknya menyerahkan 4 unit swab chamber, salah satunya ke RSUD Cibabat, Kota Cimahi. Alat tersebut juga didonasikan ke RS Dustira, RS Hasan Sadikin Bandung dan RS Paru Rotinsulu.
Meskipun sudah disumbangkan, namun Adhi mengakui alat tersebut masih memerlukan penyempurnaan. Misalnya dengan melengkapi pintu pada bagian belakang alat serta membuat tekanan negatif di dalam dengan sistem vacum.
"Sekarang belum ada pintu belakang, nanti akan kita pasang. Akan ditambah juga hepafilter untuk menyaring partikel virus. Dalam tiga hari akan selesai penyempurnaannya," sebutnya.
Saat digunakan, pasien akan berdiri di hadapan swab chamber sedangkan petugas medis di dalam boks swab chamber
"Saat pemeriksaan jadi tidak perlu APD lengkap lagi, tapi perlindungannya optimal karena tidak ada kontak langsung. Prinsipnya sama saja, hanya perbedaannya dibatasi oleh satu alat," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain sumbangan swab chamber, RSUD Cibabat juga mendapatkan sumbangan hotel capsule untuk tempat istirahat tenaga kesehatan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Barat.
Plt. Direktur RSUD Cibabat Reri Marliah MM mengatakan, keberadaan swab chamber dari Relawan COVID-19 akan sangat membantu dalam penanganan pasien Corona di Kota Cimahi.
"Swab chamber memudahkan dokter sopesialis THT melakukan pemeriksaan swab tes pasien untuk PCR. Mengurangi kontak langsung dengan pasien karena terhalang chamber tersebut," ujarnya.
Hasil sampel yang didapat akan dikirim ke laboratorium untuk uji PCR. "Pemeriksaan sampel tetap dilakukan di lab. Dengan kemudahan ini menjadi aman bagi dokter sehingga potensi penularan bisa dimininalisir," ucapnya.
Saat ini RSUD Cibabat menangani 4 orang pasien PDP. "Dirawat 4 orang status PDP, gejala rata-rata lebih ke bronco-pneumoni seperti batuk pilek. Kemarin hasil PCR negatif, semoga terus membaik," katanya.
Menurut Reri, pasien tersebut harus menjalani perawatan medis dengan standar minimal 14 hari. "Kita observasi terus, mudah-mudahan imunitasnya membaik dan gejala klinis tidak ada lagi," ujarnya.