Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjadwalkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Bandung Raya, yang meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang, pada pekan depan atau 22 April 2020.
Sejumlah warga di Bandung Raya turut mengomentari rencana PSBB sebagai upaya menekan penyebaran virus Corona atau COVID-19. Rahmat (65), warga Kota Bandung, berharap pemerintah benar-benar memastikan pasokan pangan dan logistik aman dan tersedia selama PSBB diterapkan.
"Pemerintah harus menjamin ketersediaan itu. Jangan sampai PSBB ini malah menimbulkan penyakit yang baru. Banyak orang yang sakit karena kelaparan," katanya saat berbincang dengan detikcom, Rabu (15/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang sehari-hari berwirausaha di toko kelontong itu mulai merasakan dampak dari wacana PSBB Bandung Raya tersebut saat berbelanja ke pasar untuk memenuhi kebutuhan usahanya. "Toko-toko khususnya di wilayah Cibadak sudah mulai tutup. Ini juga harus diperhatikan. Jangan sampai logistik ada tapi malah tokonya nggak buka," tutur Rahmat.
Tonton video Ridwan Kamil Siapkan PSBB Jabar Tahap 2 untuk Bandung Raya:
Herdiansyah (35), pengendara ojek online (ojol) asal Kota Sumedang, berharap bisa menerima bantuan dari pemerintah bila PSBB diterapkan. Sejak dua tahun yang lalu, ayah dua anak ini diberhentikan oleh perusahaannya dan memilih jadi driver ojol untuk menyambung hidup.
"Sebelum PSBB saja, orderan sudah mulai sepi. Dari Subuh sampai Magrib paling banyak 10 orderan yang masuk, otomatis pendapatan berkurang dan ini juga banyak dirasakan oleh orang yang penghasilannya harian seperti kami," ucap Herdiansyah.
Masalah yang dihadapi Herdiansyah bukan hanya urusan perut, tapi ia juga harus memikirkan cara membayar biaya sewa kontrakan. "Bukannya tak bersyukur, tapi memang ini saat-saat yang sulit, tapi saya harap kesulitan ini bisa segera berakhir," ujar Herdiansyah.
Heri (43), warga Kabupaten Bandung, berharap PSBB bisa menjadi jalan keluar untuk menghentikan penyebaran virus Corona di Bandung. Sebabnya, sejak pemerintah menetapkan status siaga darurat COVID-19, usaha sewa sound system miliknya agak limbung.
"Ya karena tak ada pengajian juga, apalagi yang nikah. Untuk kebutuhan sehari-hari, saya sekarang buat masker dari kain," tutur Heri.