Peneliti Sejumlah PT Sebut Karantina Wilaya Bisa Tekan Kematian Kasus Corona

Peneliti Sejumlah PT Sebut Karantina Wilaya Bisa Tekan Kematian Kasus Corona

Dony Indra Ramadhan - detikNews
Kamis, 09 Apr 2020 20:07 WIB
ilustrasi corona
Foto: ilustrasi corona
Bandung -

Sejumlah peneliti dari beberapa universitas di Indonesia dan luar negeri yang tergabung dalam SimcovID melakukan kajian tentang virus Corona di Indonesia. Ada beberapa hasil kajian yang didapat oleh peneliti. Apa saja?

Tim ini terdiri dari para peneliti yang berasak dari universitas ternama di Indonesia seperti ITB, Unpad, UGM, ITS, Undana, UB dan universitas luar negeri seperti Essex & Khalifa University, University of Southern Denmark dan Oxford University.

Dalam penelitiannya, tim menggunakan tiga metode rumusan masalah seperti lewat model SEIRQD (Suceptible-Exposed-Quarantine-Recovery-Death) yang mana dapat menghasilkan analisa terkait estimasi kepadatan kasus COVID-19 per 100.000 jumlah penduduk dan menunjukkan seberapa besar perkiraan kasus yang tidak terdeteksi dari provinsi-provinsi di Indonesia.

Kemudian menggunakan metode Extended Kalman Filter. Tim berusaha untuk memberikan nilai Ro yang tepat bagi kejadian di Indonesia. Terakhir, tim juga menyiapkan proyeksi waktu puncak dan jumlah kasus kematian dari beberapa skenario kebijakan pemerintah yang mungkin akan dilaksanakan dalam menghadapi situasi pandemi ini.

Metode dan data-data yang didapat kemudian diolah. Pada metode yang pertama, tim menarik kesimpulan bila Provinsi DKI Jakarta berada di urutan pertama sebagai provinsi dengan estimasi kepadatan kasus COVID-19 per 100.000 orang tertinggi di Indonesia dengan estimasi kasus yang tidak terdeteksi sebesar 32.000 kasus. Disusul Jawa Barat dengan jumlah 8.090 kasus yang tidak terdeteksi.

Sementara itu berdasarkan metode pertama, Provinsi Bengkulu yang paling kecil kemampuan deteksinya 0,26 persen dengan perkiraan total 385 kasus.

"Dari pemodelan, kita juga bisa melihat bahwa provinsi-provinsi yang presentase perkiraan kasus tidak terdeteksinya tinggi ada di luar pulau Jawa, seperti Bengkulu, Papua Barat, Sumatera Selatan dan beberapa provinsi lain," ucap Dr Nuning Nuraini salah satu peneliti dari ITB berdasarkan rilis yang diterima detikcom, Kamis (9/4/2020).


Nuning mengatakan estimasi pada kajian ini mendasari pada provinsi--provinsi yang sudah ada kasus kematiannya. Kemudian hasil estimasi ini hanya valid jika seluruh pasien yang terkonfirmasi COVID-19 dan meninggal dianggap tidak melakukan perjalanan lintas provinsi selama dua pekan.

"Asumsi yang digunakan juga berdasarkan data hingga 31 Maret 2020," katanya.

Kemudian hasil dari penelitian menggunakan metode Extended Kalman Filter. Tim memprediksi bahwa nilai Ro di Indonesia saat ini pada kisaran angka 3.3.

"Ro itu sendiri, kalau di matematika, bisa diartikan sebagai jumlah kelahiran kasus baru akibat satu orang terinfeksi saat masuk ke dalam suatu populasi yang sepenuhnya sehat dan potensial untuk sakit. Biasanya, ada pihak yang menyebutnya juga sebagai faktor penggandaan atau semacamnya. Intinya, kita harus mengejar nilai Ro agar kurang dari satu sehingga kita bisa mengejar keadaan bebas penyakit," tuturnya.

Terakhir soal proyeksi waktu puncak dan jumlah kasus kematian dari skenario kebijakan pemerintah. Dalam metode ini, tim membagi terlebih dahulu jenis skenario yang akan dikaji yaitu tanpa kebijakan, kebijakan memperketat social/physical distancing dan karantina wilayah.

Tim juga menambahkan faktor waktu penerapan kebijakan dan pelaporan kasus sebagai faktor kualitatif.

"Hasilnya, kajian ilmiah tersebut menyimpulkan bahwa skenario kebijakan karantina wilayah dalam waktu dekat disertai dengan rapid test adalah skenario terbaik yang dapat dilakukan pemerintah. Kita bisa yakin bahwa fenomena pandemi di Indonesia dapat mereda lebih cepat serta lebih sedikit kasus kematian jika pemerintah menerapkan karantina wilayah, melakukan rapid test dan segera memulai kebijakan-kebijakan tersebut," tutur Nuning.

Nuning menambahkan penelitian yang dilakukan ini bersifat sukarela.

"Kami tidak punya tujuan lain selain ingin mengerjakan apa yang sudah menjadi bagian dari profesi kami yaitu menghasilkan publikasi ilmiah. Namun, tentunya kami akan senang jika apa yang kami kerjakan dapat membantu bagi yang membutuhkan," kata dia.

Halaman 2 dari 2
(dir/mso)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads