Ini Alasan Warga Tolak GOR Suryakencana Sukabumi Jadi RS Darurat

Ini Alasan Warga Tolak GOR Suryakencana Sukabumi Jadi RS Darurat

Syahdan Alamsyah - detikNews
Selasa, 07 Apr 2020 13:26 WIB
GOR Suryakencana Sukabumi
GOR Suryakencana Sukabumi. (Foto: istimewa)
Sukabumi -

Warga di Kelurahan Dayeuhluhur, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi, menolak rencana pemerintah setempat untuk menjadikan Gelanggang Olah Raga (GOR) Suryakencana sebagai rumah sakit (RS) darurat. Mereka mengaku khawatir keberadaan RS tersebut akan membuat imun drop.

Tidak hanya warga, persoalan dilematis juga dihadapi ketua RW di wilayah tersebut. Sebagai unsur pemerintahan terbawah mereka mendukung, namun arus penolakan dari warga terus berdatangan.

"Soal RS Darurat GOR Suryakencana kami menolak karena sampai saat ini tidak ada sosialisasi kepada masyarakat. Seolah-olah mau langsung diisi saja. Kalau ke pak RW mungkin dari Dinkes sudah ada masukan bahwa akan turun alat kesehatan tempat tidur dan sebagainya. Tapi ke masyarakat belum ada sosialisasi," ujar Firmansyah, warga setempat, kepada detikcom, Selasa (7/4/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia juga menyebut jarak dari GOR Suryakencana ke pemukiman warga hanya berjarak sekitar 200 meter. Warga khawatir hilir mudik aktivitas penanganan di lokasi tersebut akan membuat imun warga drop.

"Kekhawatiran warga nanti hilir mudik lewat sini, terus nanti karena jarak sangat dekat takut nantinya imun warga jadi drop. Warga kaget melihat misalkan ada isolasi pasti drop imun, karena saat ini kita lagi menerapkan aturan diam di rumah, sementara pemerintah mau menempatkan di sekitar wilayah kami," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Firman memastikan semua warga menolak bahkan sudah melakukan aksi spontanitas terkait penolakan itu. "Harapan kami ada sosialisasi dulu, agar informasinya tidak simpang siur," kata Firman.

Ayi Hamdani, ketua RW 5, mengaku dilematis menghadapi gelombang penolakan warganya. "Saya pribadi karena saya orang pemerintahan terkecil saya pro ke pemerintahan. Tapi saya dilema juga, warga menolak jadi saya ikutin arus warga saya juga," ucap Ayi.

Menurut Ayi, isu miring soal Covid-19 banyak berseliweran di medsos membuat ketakutan bagi masyarakat. "Pemerintah kalau memang ada wacana jauh-jauh hari seharusnya di sosialisasikan dulu. Jangan ujug-ujug jebret. Harusnya ada ngobrol dulu, jangan sampai tiba tiba mau dibikin sekat-sekat tidak bisa gitu, masyarakat saya 997 orang itu yang terdata belum ada urban, itu yang asli (warga) hampir seribuan," ujarnya.

Selain itu, menurut Ayi, warga khawatir tertular dengan kondisi RS darurat beroperasi di sekitar lingkungan tersebut. "Kekhawatiran ini takutnya, karena virus yang sangat kecil takutnya tertular ke masyarakat di sini, itu alasan mereka ya," katanya.

"Kalau saya pribadi sudah komunikasi dengan Dinkes, mengerti banget dan itu juga untuk penampungan isolasi yang datang dari luar kota tidak ada yang positif. Tapi masyarakat disini enggak ngerti, identiknya datang ke sini bawa virus. Garisbawahi, saya mendukung tapi masyarakat tidak mendukung," ucap Ayi menambahkan.

Dikonfirmasi terpisah, Plt Kadinkes Kota Sukabumi Rita Fitrianingsih membenarkan GOR Suryakencana dipilih menjadi salah satu kandidat RS Darurat di Kota Sukabumi selain GOR Merdeka dan Gedung Djuang.

"Dipilih karena dia secara lokasi bagus, matahari udara segar jauh dari pemukiman. Kalau namanya penolakan dari masyarakat, wajar. Mereka enggak tahu teman-teman yang kelihatan segar ternyata mereka Covid infected," ujar Rita.

Rita menjelaskan RS darurat memiliki tujuan untuk membantu agar tidak semua pasien masuk ke rumah sakit rujukan utama seperti RSUD Syamsudin SH. "Nantinya RSUD Syamsudin SH hanya khusus menangani PDP dan confirm, PDP kategori berat dengan alat bantu dan sebagainya. Jadi RS darurat lebih ke arah konsep karantina dalam tanda petik, PDP ringan dan sedang tanpa alat bantu, bukan yang confirm ya. Kalau yang confirm, dia sehat confirm pun bisa isolasi mandiri," tutur Rita.

Halaman 2 dari 2
(sya/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads