Cianjur -
Jumlah pengungsi bencana longsor di Desa Karangnunggal, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur terus bertambah. Bahkan kini jumlahnya mencapai 1.029 orang.
Badan Penanggulangan Bencana Dearah (BPBD) Cianjur cukup kebingungan menerapkan social distancing sebagai pencegahan Covid-19 di lokasi pengungsian.
Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur Irfan Sopyan mengatakan sejak awal terjadi bencana longsor pada Minggu (22/3/2020) lalu, lima kampung di Kecamatan Cibeber terus dihantui longsor susulan.
"Kemarin sempat terjadi longsor susulan, tidak besar tapi merusak beberapa rumah dan menimbulkan kekhawatiran pada masyarakat," kata dia saat dihubungi melalui telepon seluler, Jumat (27/3/2020).
Menurut Irfan, kondisi tersebut membuat jumlah pengungsi terus meningkat. Dari awalnya hanya sekitar 100 orang pengungsi, kini naik signifikan menjadi 1.029 orang.
"Jadi tidak hanya yang terdampak, warga yang rumahnya terancam dan merasa khawatir juga mengungsi," paparnya.
Para pengungsi saat ini terpusat di sejumlah titik pengungsian, yakni di bangunan sekolah dasar dan di tenda khusus yang disiapkan BPBD Kabupaten Cianjur.
"Sebagian besar di bangunan SD, untuk di tenda ada sekitar 140 orang pengungsi dan selebihnya ada yang memilih mengungsi ke rumah kerabat atau keluarganya yang dinilai aman dari longsor," jelasnya.
BPBD Cianjur terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk pemenuhan kebutuhan sembako, air bersih, dan kebutuhan lainnya.
Namun terlepas dari hal itu, BPBD saat ini tengah kebingungan dalam penerapan social distancing mencegah penyebaran Covid-19 di tengah kondisi pengungsian.
"Memang cukup sulit, mengingat mereka pasti berkumpul di titik pengungsian. Sedangkan saat ini sedang digalakkan untuk tidak membuat kerumunan massa dalam jumlah banyak. Tapi kan kondisinya memang seperti itu, mereka mengungsi," kata dia.
Untuk sementara, lanjut dia, BPBD hanya bisa membatasi orang luar desa tersebut untuk datang. Bantuan akan diupayakan diserahkan melalui satu pintu, tidak begitu saja diberikan apalagi dari luar kota.
Pihaknya juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk memantau kondisi kesehatan para pengungsi.
"Bukannya membatasi bantuan yang datang, tapi membatasi bertemunya masyarakat di pengungsian dengan orang luar. Jadi bantuan nanti diupayakan satu pintu dan akan dipastikan steril sebelum diserahkan. Untuk pengungsi dicek secara berkala suhu tubuhnya, mereka juga diarahkan untuk tetap menjalankan pola hidup bersih dan sehat, serta menggunakan hand sanitizer," ucapnya.
"Kami akan upayakan agar di tengah pengungsian, mereka bisa tetap terjaga meskipun social distancing tidak bisa berjalan optimal. Yang penting pola pencegahan lainnya diterapkan," ujar Irfan menambahkan.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini