Bandung -
Di akhir pekan ini, sejumlah rentetan peristiwa terjadi di Jawa Barat. Mulai dari upaya pemerkosaan Mahasiswsi Fakultas Kedokteran Unpad oleh sopir angkot, hingga tewasnya pelajar di Sukabumi akibat dibacok pelajar lainnya usai menonton laga futsal antar sekolah.
Berikut rangkumannya :
Mahasiswi Unpad Nyaris jadi Korban Sopir Angkot Cabul
Mahasiswi Fakultas Kedokteran Unpad MS (23) nyaris menjadi korban pemerkosaan oleh sopir angkot jurusan Wado-Sumedang. Ketika itu, MS hendak pulang ke kampung halamannya di Cirebon pada Jumat (21/2) malam.
Di tengah perjalanan, MS baru menyadari jika elf yang ditumpanginya salah jurusan. Ia pun meminta turun dan kemudian bertemu dengan Syarif Hidayat, sopir angkot jurusan Wado-Sumedang.
"Setelah sampai di daerah Pawenang Wado dan turun dari elf, korban kemudian bertemu pelaku dan meminta mengantarkannya ke Bundaran Alam sari Sumedang," kata Kasubag Humas Polres Sumedang AKP Dedi Juhana saat dihubungi detikcom, Sabtu (22/2).
Pelaku pun berpura-pura menyanggupi permintaan korban, setelah korban naik. Angkot tancap gas dan berbelok arah di Jalan Cipining, Cisitu. Syarif menghentikan kendaraanya, kemudian berupaya memperkosa korban dengan menebar ancaman,
Namun niat bejat pelaku tak terlaksana. Pasalnya, ada cahaya yang mengarah tepat ke kendaraan pelaku. Syarif pun segera melarikan diri.
"Kendaraan yang dikemudikan berlari dengan cepat, akhirnya angkot yang dikemudikan tersangka terporosok ke dalam jurang," ujarnya.
MS kemudian berlari mencari pertolongan warga, pelaku pun akhirnya diamankan oleh jajaran Polsek Cisitu.
Dedi mengatakan korban mengalami luka memar di dada, dagu, luka lecet di paha sebelah kanan, sobek lutut sebelah kiri. "Usai ditangani di Puskesmas Cisitu, untuk perawatan lebih lanjut korban harus dirujuk ke RSUD Sumedang," katanya.
Pembacok Pelajar MA di Sukabumi DitangkapPolres Sukabumi mengamankan tujuh pelajar yang diduga terlibat dalam pembacokan Raisad Laksana P, seorang pelajar Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Cibadak Sukabumi.
Paur Subag Humas Polres Sukabumi Ipda Aah Saepulrohman mengatakan 10 orang diamankan, tiga di antaranya berstatus saksi. Sementara tujuh lainnya diduga merupakan pelaku.
"Tujuh pelaku dibawa ke Polres Sukabumi untuk melengkapi pemeriksaan, dua pelaku utama berperan sebagai joki dan yang mengayunkan celurit ke arah korban. Sementara pelaku lainnya ikut mengeroyok korban, mereka berstatus pelajar SMAN 1 Cidahu dan SMAN 1 Parungkuda," jelas Aah.
Raisad tewas akibat mendapatkan luka bacokan di punggungnya. Raisad sempat dibawa ke RS Bakti Medicare, Cicurug. Namun nahas nyawanya tak tertolong, ia tewas saat mendapat penanganan medis di rumah sakit tersebut.
"Serahkan kepada pihak kepolisian, tidak boleh ada aksi-aksi mengganggu keamanan dan ketertiban yang nanti malah merugikan diri sendiri," ujar Kapolres Sukabumi AKBP Nuredy Irwansyah Putra.
Sekitar pukul 18.00 WIB korban pulang, saat itu ada beberapa temannya yang memilih pulang dengan mencarter angkot, sementara korban membonceng motor teman satu kelasnya.
"Ada yang carter angkot dua, angkot lebih dulu jalan kami di belakang. Saat itu saya bawa motor Raisad bonceng, kami lewat jalan utama arah pulang menuju Parungkuda, tiba-tiba ada motor yang cegat," ungkap saksi, salah seorang teman sekolah korban kepada wartawan, Sabtu (22/2/2020).
Saat itu saksi mengaku kaget, karena panik motor yang dibawanya menyebrang ke kanan jalan. Tapi lagi-lagi motornya dicegat dua orang yang juga memakai motor.
Saksi mengaku melihat sekitar 10 orang yang berboncengan motor, melihat ada yang mengeluarkan senjata tajam dia memilih menyelamatkan diri. Sementara korban masih berada di atas motor, saksi menyelamatkan diri ke pos Satpam salah satu perusahaan.
"Mereka langsung nyerang, saya panik lari. Teman saya ketinggalan, saya ngumpet minta tolong ke satpam," lirihnya.
"Sekitar pukul 21.00 WIB, saya dengar teman saya itu meninggal dunia. Setelah pulang, ganti pakaian saya langsung ke rumah duka," pungkasnya.
Dukun Pengganda Uang Tewas Ditikam Kliennya
Dukun pengganda uang di Karawang, Ono Surono (62) tewas meregang nyawa. Ia ditusuk seorang pemuda, Nadia Somantri (29), salah satu pasien dukun gadungan itu.
"Pelaku berniat menjajal ilmu korban yang mengaku berilmu setara dengan wali," kata Kasat Reskrim Polres Karawang, AKP Bimantoro Kurniawan saat dikonfirmasi detikcom usai gelar pasukan pengamanan Pilkades Serentak di Lapangan Karangpawitan, Sabtu (22/2/2020).
Bimantoro menuturkan, Nadia menggunakan dua bilah pisau saat menganiaya Ono pada Jumat sore (21/2/2020). Saat itu, Nadia mendatangi rumah Ono di Kampung Pasir Waru RT04 RW01, Desa Karang Anyar, Kecamatan Klari.
"Pelaku berdalih penasaran dengan kesaktian korban. Ia membawa sebilah pisau lipat dan sebilah pisau belati untuk menjajal ilmu korban," ungkap Bimantoro.
Padahal tujuan Nadia yang sebenarnya, ujar Bimantoro adalah menagih uang ayah Nadia yang akan digandakan secara gaib oleh Ono. Namun hari berganti minggu berganti bulan, penggandaan uang secara gaib itu tak membuahkan hasil. "Akhirnya pelaku menanyakan uang ayahnya," kata Bimantoro.
Namun di luar dugaan, Ono malah memarahi Nadia. Keduanya kemudian cekcok dan Ono sampai memaki Nadia. "Pelaku merasa tak terima dan menyerang korban menggunakan dua pisau yang ia persiapkan sebelumnya," ujar Bimantoro.
Bertubi-tubi, ia menusukkan pisau ke perut dan leher korban yang mengaku bisa menggandakan uang secara gaib. Bimantoro menuturkan, saat diserang, Ono sempat melakukan perlawanan. Namun kesaktian Ono rupanya tak terbukti. Ia akhirnya terjatuh bersimbah darah. "Korban tewas di RSUD Karawang Jumat hampir tengah malam. Siang ini baru selesai diautopsi," katanya.
Setelah melakukan aksinya, pelaku pergi dan meninggalkan pisau di depan rumah korban dan pergi menyerahkan diri ke Polres Karawang.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini