Kemensos: Tidak Ada Pengusiran ke Penyandang Disabilitas Wyata Guna

Kemensos: Tidak Ada Pengusiran ke Penyandang Disabilitas Wyata Guna

Dony Indra Ramadhan - detikNews
Jumat, 17 Jan 2020 17:44 WIB
Pihak Kemensos menyampaikan keterangan berkaitan penyandang disabilitas terusir dari Wyata Guna. (Foto: Dony Indra Ramadhan/detikcom)
Bandung - Kementerian Sosial (Kemensos) menegaskan tak ada upaya pengusiran terhadap puluhan penyandang disabilitas yang saat ini bertahan di trotoar. Puluhan disabilitas ini disebut sudah waktunya untuk keluar dari Balai Wyata Guna.

"Kami tegaskan bahwa tidak pengusiran yang dilakukan oleh Balai Wyata Guna kepada saudara-saudara penerima manfaat. Yang terjadi, saudara-saudara penerima manfaat telah berakhir masa retensinya atau sudah memasuki tahap terminasi," ucap Sekretaris Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kemensos Idit Supriadi Priatna di Gedung Balai Wyata Guna, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Jumat (17/1/2020).


Retensi sendiri merupakan pengakhiran masa pelayanan yang diterima oleh para penerima manfaat yaitu para penyandang disabilitas. Setelah menjadi balai, proses pemberian layanan dibatasi hanya 6 bulan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Idit menambahkan pemberian layanan kepada penyandang disabilitas ini memang terbatas. Pasalnya, masih banyak penyandang disabilitas lain seluruh Indonesia yang mengantre untuk masuk ke Wyata Guna untuk mendapatkan pelayanan.

"Memamg masuk ke wyata guna relatif antre karena kapasitas kita terbatas oleh karenanya layanan di sini berbatas. Tidak mungkin selama lamanya tinggaal di sini karena kami bukan panti. Harus antre bergantian masuk yang baru dan yang lama harus keluar. Yang baru, enam bulan juga harus keluar dari balai," tutur Idit.
Soal adanya penyandang disabilitas atau alumni Wyata Guna yang memilih aksi bertahan di trotoar depan gedung Wyata Guna, Idit menyebut pihaknya sudah melakukan pendekatan dan merayu untuk pindah ke panti rehabilitasi yang ada di kantor Dinas Sosial (Dinsos) Jabar di Cibabat, Kota Cimahi.

"Bagi kami tidak ada pengusiran sudah dijelaskan, tinggal di trotoar itu mereka sendiri. Kami sudah mengajak merayu masuk ke Cibabat bahkan pernah dilakukan perwakilan ke sana melihat dan mereka menyatakan bagus, tapi kenapa mereka tetap ingin di sana, pasti anda tahu lah," ujar Idit.


Kepala Balai Wyata Guna Sudarsono menambahkan fungsi balai sendiri merupakan wadah pembinaan yang bersifat sementara. "Bukan tempat permanen. Ini proses normal dan sudah dipahami sejak pertama penerima manfaat menjadi binaan di balai," ujarnya.

Sudarsono menjelaskan dalam tahap terminasi, kata Sudarsono, mereka yang keluar sudah mendapatkan berbagai bentuk pelayanan dan pembinaan. "Dengan bekal yang sudah diberikan oleh Balai Wyata Guna, kami tahu, di luar sana, saudara-saudara dapat menyongsong masa depan cerah. Berkiprah di masyarakat yang siap menerima," tutur Sudarsono.

Sekadar diketahui, sejumlah penyandang disabilitas menggelar aksi tidur di atas trotoar di depan gedung Wyata Guna sejak Selasa (14/1). Mereka merasa terusir setelah Wyata Guna berubah fungsi dari panti menjadi balai.




Simak Video "Peringati Hari Disabilitas, Mensos Ingin Masyarakat Sadar Kesetaraan"

[Gambas:Video 20detik]

Halaman 2 dari 2
(dir/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads