Pak Urip ialah saksi sejarah keberadaan Shopping Theatre, salah satu bioskop legendaris di Sukabumi. Lokasi bioskop yang sudah gulung tikar ini berada jantung kota Sukabumi atau tepatnya di Jalan Ahmad Yani.
Dahi Urip berkerut-kerut mencoba menggali ingatannya saat berbincang bersama detikcom, Selasa (14/1/2020). Dulu, zaman bioskop memasuki masa jayanya, tugas Urip sebagai penjaga kebersihan. Setelah bioskop itu berganti rupa menjadi kompleks pertokoan elektronik dan ponsel, Pak Urip tetap dipercaya oleh pemilik gedung untuk memegang tugas tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Bioskop ini dulu hanya menayangkan film-film barat, tapi sebelumnya ada juga mandarin. Tapi karena berbagi plot, akhirnya hanya khusus film barat. Sementara Capitol menayangkan film mandarin, kalau sekalinya film bagus semua bangku penuh. Daya tampung di atas 250 kursi, saya lupa jumlah tepatnya. Ada kelas VIP dan kelas satu, itu selalu penuh," tutur Urip mengenang.
Selain layar perak, sejumlah sisa peninggalan bioskop masih tersimpan di salah satu sudut ruangan pengaturan kelistrikan gedung. Ada sebuah boks tuas listrik berhuruf timbul yang tulisannya 'BIOSKOP'.
"Sebagian peralatan sudah ada yang disumbangkan oleh pemilik gedung ke sekolah," kata Urip.
Era 1970, pertama kalinya bioskop hadir di Sukabumi. Namun kini satu persatu bangunan bioskop yang tersisa telah berganti rupa karena tergerus zaman. Hanya tersisa jejaknya yang bertahan menantang pesatnya pembangunan kota.
Sedikitnya ada 11 bioskop yang pernah berdiri di Sukabumi, mulai dari kelas menengah ke bawah hingga yang menyasar kalangan atas. Bagi penggila tontonan layar lebar, tentu mengetahui di setiap bioskop punya ciri khas.
Mulai dari yang berlantai tanah dengan kursi deret kayu hingga berlantai polesan semen berbangku empuk. Bioskop kelas atas dibagi menjadi balkon, VIP dan Kelas 1.
"Balkon itu posisinya di atas, bisa dibilang berhadapan dengan layar. Lalu kelas lainnya di bangku berderet agak miring ke bawah. Deretan depan yang dekat dengan layar, paling pegal, karena nonton sambil mendongak ke atas," kata I Hendy Faizal, anggota komunitas Soecinema kepada detikcom.
![]() |
"Dinding bilik, banyak tumila (kutu busuk). Memang bioskop itu karcisnya hanya sekitar Rp 100. Paling terkenal adalah aroma pesing karena banyak yang buang air sembarangan," ucap Egon tertawa.
Halaman 3 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini