Panji Aprianto (35), warga Desa Pasir Halang, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, baru-baru ini memboyong keluarganya ke Kota Bogor hanya untuk menonton film horor di salah satu bioskop. Ia menempuh perjalanan hampir selama 2,5 jam untuk sampai ke bioskop tujuannya.
"Baru minggu kemarin saya bawa anak dan istri naik kereta, turun di stasiun. Lalu berlanjut naik taksi online," kata Panji kepada detikcom, Selasa (14/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Panji mengaku merogoh kocek hampir Rp 600 ribu untuk biaya makan, transportasi dan tiket bioskop, demi menonton film di Bogor. Meski menurutnya cukup boros, ia mengaku puas karena keinginannya menikmati hiburan yang tidak ada di kotanya itu terpenuhi.
"Puaslah jelas beda jauh dari sekedar nonton di televisi atau ponsel. Bicara Sukabumi kalau sekedar pusat perbelanjaan lokasi wisata semua ada di sini. Cuma kalau bioskop kan memang belum ada (di Sukabumi). Terakhir tahun 2000-an, saat saya masih sekolah. itu bioskop bangkrut, karena siapa yang mau nonton kalau akses ke lokasinya semrawut saat itu," tutur Panji.
Selain menggunakan kereta api, warga Sukabumi tak jarang menggunakan transportasi lain seperti bus dan kendaraan pribadi. Harus menempuh jarak 65 kilometer dari Kabupaten Sukabumi ke Kota Bogor demi menonton film di bioskop.
Lain lagi diungkapkan Rizky (23). Penikmat film-film Hollywood ini kerap pergi ke bioskop di Kota Bandung. Menurutnya fasilitas bioskop di ibu kota Jawa Barat itu lebih lengkap dibandingkan dengan di kota lainnya yang terdekat dari Sukabumi.
"Pakai motor berangkat sehari sebelumnya, menginap di rumah teman. Baru besoknya nonton ramai-ramai," ucap mahasiswa salah satu universitas di Sukabumi tersebut.
Menurutnya, Kota Sukabumi seharusnya sudah layak mempunyai bioskop. Informasi yang ia dengar memang akan ada bioskop, namun hingga Rizky tak tahu kabar terbarunya.
"Banyak komunitas pegiat film di Sukabumi. Banyak orang-orang hebat dari dunia perfilman ada di Sukabumi, tapi bioskop enggak ada. Jangankan gedung bioskop, gedung teater saja enggak ada. Padahal gedung-gedung pertunjukan seperti itu nilai edukasinya juga ada, jadi bukan sekadar sarana hiburan," tutur Rizky.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini