Kenangan Urip dan Layar Perak Bukti Kejayaan Bioskop di Sukabumi

Jabar Minim Bioskop

Kenangan Urip dan Layar Perak Bukti Kejayaan Bioskop di Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikNews
Rabu, 15 Jan 2020 19:49 WIB
Boks tuas listrik berhuruf timbul yang tulisannya 'BIOSKOP'. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom)
Sukabumi - Pria berumur lebih dari setengah abad itu menatap tajam gundukan kain putih kumal di salah satu sudut gudang di area pertokoan Shopping Centre, Kota Sukabumi. Urip namanya. Dia mengungkapkan istilah layar perak berasal dari kain berwarna putih keperakan berukuran lebar yang memaknai arti lain dari bioskop.

Pak Urip ialah saksi sejarah keberadaan Shopping Theatre, salah satu bioskop legendaris di Sukabumi. Lokasi bioskop yang sudah gulung tikar ini berada jantung kota Sukabumi atau tepatnya di Jalan Ahmad Yani.


Dahi Urip berkerut-kerut mencoba menggali ingatannya saat berbincang bersama detikcom, Selasa (14/1/2020). Dulu, zaman bioskop memasuki masa jayanya, tugas Urip sebagai penjaga kebersihan. Setelah bioskop itu berganti rupa menjadi kompleks pertokoan elektronik dan ponsel, Pak Urip tetap dipercaya oleh pemilik gedung untuk memegang tugas tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu di lantai dasar ini banyak ruko makanan, ada pertokoan macam-macam jualannya. Penonton masuk ke area bioskop melalui dua tangga besar di depan gedung, kalau boks penjualan tiket ada di lantai bawah dan lantai dua," ujar Urip.

Kenangan Urip dan Layar Perak Bukti Kejayaan Bioskop di SukabumiPak Urip (Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom)
Masih seperti dulu, gedung Shopping Centre terhimpit dua bangunan lain di kiri dan kanan. Dinding yang dulu berwarna polos berganti rupa dengan ragam iklan produk ponsel hingga kartu ponsel. Tentunya Urip sudah mengenal setiap sudut gedung itu karena bekerja sejak akhir 1970.

"Bioskop ini dulu hanya menayangkan film-film barat, tapi sebelumnya ada juga mandarin. Tapi karena berbagi plot, akhirnya hanya khusus film barat. Sementara Capitol menayangkan film mandarin, kalau sekalinya film bagus semua bangku penuh. Daya tampung di atas 250 kursi, saya lupa jumlah tepatnya. Ada kelas VIP dan kelas satu, itu selalu penuh," tutur Urip mengenang.


Selain layar perak, sejumlah sisa peninggalan bioskop masih tersimpan di salah satu sudut ruangan pengaturan kelistrikan gedung. Ada sebuah boks tuas listrik berhuruf timbul yang tulisannya 'BIOSKOP'.

"Sebagian peralatan sudah ada yang disumbangkan oleh pemilik gedung ke sekolah," kata Urip.
Asap Rokok dan Bau Pesing

Era 1970, pertama kalinya bioskop hadir di Sukabumi. Namun kini satu persatu bangunan bioskop yang tersisa telah berganti rupa karena tergerus zaman. Hanya tersisa jejaknya yang bertahan menantang pesatnya pembangunan kota.

Sedikitnya ada 11 bioskop yang pernah berdiri di Sukabumi, mulai dari kelas menengah ke bawah hingga yang menyasar kalangan atas. Bagi penggila tontonan layar lebar, tentu mengetahui di setiap bioskop punya ciri khas.


Mulai dari yang berlantai tanah dengan kursi deret kayu hingga berlantai polesan semen berbangku empuk. Bioskop kelas atas dibagi menjadi balkon, VIP dan Kelas 1.

"Balkon itu posisinya di atas, bisa dibilang berhadapan dengan layar. Lalu kelas lainnya di bangku berderet agak miring ke bawah. Deretan depan yang dekat dengan layar, paling pegal, karena nonton sambil mendongak ke atas," kata I Hendy Faizal, anggota komunitas Soecinema kepada detikcom.

Pak Urip memperlihatkan layar perak yang digunakan saat kejayaan bioskop Pak Urip memperlihatkan layar perak yang digunakan saat kejayaan bioskop Shopping Theatre di Sukabumi. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom)
Pria yang akrab disapa Egon itu mengaku penggemar berat tontonan layar lebar. Ia masih ingat pernah memasuki gedung bioskop Garuda. Menurutnya, bioskop itu masuk ke deretan kelas bawah karena harga tiket yang terjangkau.

"Dinding bilik, banyak tumila (kutu busuk). Memang bioskop itu karcisnya hanya sekitar Rp 100. Paling terkenal adalah aroma pesing karena banyak yang buang air sembarangan," ucap Egon tertawa.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads