Hingga kini kasusnya belum masih menyisakan teka-teki. detikcom merangkum kisah tragis tersebut.
Berangkat ke Malaysia untuk Bisnis
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nuryanto tiba di Malaysia pada 19 Januari. Pada 21 Januari, Nuryanto masih berkomunikasi dengan Meli. Namun pada 22 Januari komunikasi terputus dan Meli tidak tahu mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Kepanikan keluarga terjadi pada 23 Januari. Nuryanto yang seharusnya kembali ke Indonesia malah hilang kontak.
"Saya suruh anak yang besar WA ke ayahnya, suruh telepon balik tapi enggak aktif katanya. Saya kira udah tidur atau handphone-nya habis batre. Rabu 23 Januari, sama anak yang besar di WA lagi untuk menanyakan, jadi enggak pulang hari Rabu. Hari Kamis, tanggal 24 Januari belum aktif handphone-nya," tutur Meli.
Polri Ungkap Identitas Korban
Pada 31 Januari, ibu tiga anak itu digegerkan dengan penemuan mayat yang dimutilasi di Malaysia. Besoknya, adik Nuryanto dan pengacaranya, terbang ke Malaysia untuk memastikan mayat tersebut.
Hasil tes DNA lebih cepat dilakukan terhadap jasad Ai Munawaroh dibandingkan jasad tubuh Nuryanto. Polri mendapat informasi tersebut dari PDRM Distrik Sungai Buloh.
"Polri mendapat kabar bahwa telah keluar hasil tes DNA jenazah perempuan korban pembunuhan di Sungai Buloh, Selangor, Malaysia. Hasilnya itu korban positif Ai Munawaroh," kata Brigjen Dedi Prasetyo yang saat itu menjabat Karo Penmas Divisi Humas Polri, Kamis (28/2/2019).
Tidak lama, jasad pria tidak dikenal tersebut akhirnya dapat diidentifikasi dan jasad merupakan Nuryanto. Proses pemulangan kedua korban tidak sebentar karena harus melalui proses dahulu.
Pemakaman Nuryanto-Ai
Pada 23 Maret 2019, jasad Nuryanto tiba di Bandung, dan Ai Munawaroh di Pangandaran. Sesampainya di rumah duka, kedua korban itu langsung dimakamkan.
Terkait kasus ini, PDRM menangkap dua orang terduga pembunuh Nuryanto dan Ai Munawaroh. "Karena dari PDRM sudah amankan dua terduga pelaku," kata Brigjen Dedi Prasetyo yang saat itu menjabat Karo Penmas Divisi Humas Polri, Selasa (12/2).
Sekadar diketahui, kedua terduga pelaku ini merupakan rekan bisnis Nuryanto. Selain itu, kedatangan Nuryanto ke Malaysia akan menagih piutang bisnis sebesar Rp 7 miliar. Namun dua relasi tersebut dilepas PDRM.
Hermawan, pengacara korban, mengatakan sebelum berangkat ke Malaysia itu Nuryanto itu mendapatkan ancaman dari rekan bisnisnya.
"Ancamannya adalah sebuah teror yang mengakibatkan ketidaknyamanan terhadap Pak Nuryanto atau keluarganya. Ancamannya langsung. Permasalahannya ya mungkin masalah bisnis, bisa saja," kata Hermawan.
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini