"Proses pembuatannya berdarah-darah, panjang ceritanya," kata Moeldoko usai meninjau panen raya di Kabupaten Karawang, Kamis (7/11/2019) sore.
Moeldoko mengklaim, bibit tersebut produktif dan paling cepat dipanen saat ini. "Bibit ini bisa dipanen setelah 70 hari, lebih cepat dibanding bibit padi lainnya yang mencapai 100 hari," ujar dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut pria yang juga Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) ini, M70D bisa menghasilkan 8,8 ton dari satu hektare sawah. Ia juga mengklaim benih padi tahan terhadap hama, rasanya enak dan lebih cepat panen. Melihat berbagai keunggulan itu, Moeldoko yakin jika bibit ciptaan perusahaannya tersebut banyak dipakai maka swasembada pangan bakal cepat diraih.
"Ini upaya intensifikasi yang nyata hasilnya. Rata-rata hasil panen nasional kita kan di antara 5 ton per hektare nih, jadi kalau meningkat seperti ini, menuju swasembada pangan bisa segera tercapai. Bahkan bukan hanya ketahanan pangan, bahkan kedaulatan pangan," ujar Kepala Staf Kepresidanan itu.
Mantan panglima TNI ini menceritakan, bibit M70D itu memerlukan waktu empat tahun riset. Namun baru beberapa bulan ini disebar ke berbagai daerah. "Belum begitu banyak (dipakai) karena varietas ini baru selesai. Saya ingin hasilnya sempurna. Tapi ke depan akan meningkat lagi, karena proses penyilangan tidak pernah berhenti," tuturnya.
Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memuji varietas padi Moeldoko 70 Day. Menurut Syahrul, pemerintah terus mendorong berbagai riset pertanian semacam ini.
"Inilah perkembangan pertanian yang harus kita dorong, kehidupan pertanian lebih bagus," katanya. (tro/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini