Petugas Waduk Setupatok Muhamad Suherman mengatakan penyusutan volume air pada tahun ini lebih parah dibandingkan tahun sebelumnya. "Sekarang volumenya hanya 610 liter meter kubik. Tahun lalu di bulan yang sama masih 1 juta liter meter kubik. Kalau daya tampungnya sih mencapai 14 juta liter meter kubik," kata Suherman saat ditemui di lokasi, Kamis (7/10/2019).
Lebih lanjut, Suherman menerangkan, Waduk Setupatok berfungsi mengairi 1.365 hektare persawahan yang berada di sekitarnya. Karena saat ini belum memasuki musim tanam, air waduk hanya digunakan untuk mencegah kerusakan struktur waduk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Kekeringan sejak Oktober, air makin menyusut," katanya.
Kondisi waduk yang mengering itu dimanfaatkan warga sekitar untuk menanam palawija, seperti jagung dan singkong. "Memang setiap tahun kalau mengering itu warga sekitar memanfaatkan dasar waduk jadi lahan tanam. Ya, sudah biasa," katanya.
Salah seorang warga Desa Setupatok Jaelani mengaku setiap musim kemarau memanfaatkan tanah dasar menjadi lahan tanam. Jealani menanam padi dan jagung.
"Ya buat sehari-hari, bukan untuk dijual," katanya.
![]() |
"Di sini tanam padi di lahan seluas sekitar setengah hektare lebih hasilnya sekitar 5 kuintal. Kalau di lahan biasa kan bisa lebih," katanya.
Tonton juga video Air Surut, Pedagang Jualan Siomay di Tengah Bengawan Solo:
(tro/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini