Bijak Bermedsos, Benteng Pelajar SMP dari Bahaya Hoaks

Bijak Bermedsos, Benteng Pelajar SMP dari Bahaya Hoaks

Wisma Putra - detikNews
Sabtu, 28 Sep 2019 19:55 WIB
Para pelajar SMP ini mendapat berbagai wawasan soal bijak bermedsos, teknik video dan dilatih berbicara di depan umum dari sejumlah pemateri. (Foto: Wisma Putra/detikcom)

Ketua IJTI Bandung Raya Rezitya Prasaja mengatakan pihaknya sudah kali kedua melibatkan pelajar menjadi peserta seminar 'Citizen Journalist'.

"Melalui seminar ini kami ajak mereka agar tidak termakan hoaks atau berita bohong," kata Rezy.
Bijak Bermedsos, Benteng Pelajar SMP dari Bahaya HoaksSeminar bertema 'Bijak Menggunakan Media Sosial' ini dihadiri sekitar 500 peserta terdiri pelajar dan pembina SMP di Kabupaten Bandung. (Foto: Wisma Putra/detikcom)
Ia menuturkan dalam seminar ini para pelajar SMP memperoleh pengetahuan soal pentingnya bijak menggunakan medsos. Sebab di era teknologi informasi saat ini, menurut Rezy, berbagai informasi begitu cepat dan mudah diterima semua kalangan. Paling membahayakan ialah berita bohong.

"Kita beritahu mereka, sebelum sharing berita, lebih baik saring dulu dan menanyakan kepada yang lebih tahu. Ya agar setiap berita yang mereka terima itu terverifikasi dan valid," ucapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Rezy mengingatkan bahwa penyebar hoaks dapat berurusan dengan hukum. "Kan ada UU ITE. Undang-undang itu yang akan menjerat penyebar berita bohong. Selain itu, banyak dampak buruk yang ditimbulkan bila kita share berita bohong, salah satunya merugikan orang lain," tuturnya.

"Kami ajak mereka agar bijak menggunakan medsos, kami beri contoh dampak baik dan buruk dari penggunaan medsos itu sendiri. Kami berharap mereka bisa menjadi pelopor dan melawan berita hoaks," Rezy menambahkan.

Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Maman Sudrajat mengatakan kegiatan diinisiasi IJTI Bandung Raya ini selaras dengan program Disdik soal digitalisasi pendidikan di Kabupaten Bandung.


Menurut Maman, pelajar di Kabupaten Bandung dituntut bijak dalam menggunakan media sosial. Mulai dari menulis, menyajikan dan menerima konten. Sehingga, dengan kegiatan tersebut, para siswa mampu memilah apa saja konten yang berdampak positif dan negatif.

"Kami sendiri juga sudah menghimbau agar pelajar tidak sembarang menerima dan menyebarluaskan informasi yang didapat dari media sosial tanpa cek dan ricek terlebih dahulu," ujar Maman.

(bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads