Akun tersebut juga membubuhkan kalimat disertai mention ke akun twitter @Kemenag_RI. "MAN atau madrasah Aliah Negeri adalah lembaga pendidikan Negwrj dibawah @Kemenag_RI Apabila polah anak didiknya begini dilingkungan sekolah, apa yang akan dilakukan pihak @Kemenag_RI kepada instansi sekolahnya lokasi MAN 1 Sukabumi Smoga tak terafiliasi penegakan khilafah," tulis akun tersebut.
Cuitan itu lantas di retweet oleh Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Ace Hasan Syadzily. Komisi VIII DPR membidangi bidang keagamaan dan bermitra dengan Menteri Agama. "Pak Menag @lukmansaifuddin mohon segera diklarifikasi tentang penggunaan atribut bendera ini yang kabarnya berada di MAN 1 Sukabumi. Seharusnya Madrasah, apalagi yang dikelola @Kemenag_RI harus mengedepankan semangat NKRI daripada penggunaan bendera yang identik dengan organisasi yang terlarang," tulis Ace.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang Kesiswaan MAN 1 Kabupaten Sukabumi Ade Saepudin menjelaskan foto tersebut berlangsung pada Jumat (19/7). Pengibaran bendera tulisan tauhid itu, sambung Ade, dilakukan oleh sejumlah siswa tergabung Keluarga Remaja Islam Majelis Al-Ikhlas atau Karisma, sebelum kegiatan sekolah.
"Itu bagian dari promosi kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh masing-masing siswa kepada para siswa baru yang ikut dalam Masa Orientasi Siswa (MOS) atau di madrasah dikenal dengan sebutan Masa Taaruf Siswa Madrasah (Matsama)," kata Ade kepada detikcom di MAN 1 Sukabumi, Jalan Suryakancana, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (21/7/2019).
Ade menuturkan saat itu para guru tengah mengikuti kegiatan workshop yang diadakan sekolah. Sehingga kejadian tersebut luput dari perhatian pihak sekolah.
"Dari Senin sampai Jumat siswa ada kegiatan itu, para guru juga ada workshop, akhirnya kegiatan siswa kurang terawasi pada hari itu (Jumat)," ucap Ade.
Bendera bertuliskan tauhid itu dibawa siswa salah satu kelompok ekstrakurikuler sekolah bernama Keluarga Remaja Islam Majelis Al-Ikhlas atau Karisma. Polisi sudah menyelidiki aksi pengibaran bendera tauhid oleh siswa MAN 1 Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Hasilnya tidak ditemukan keterkaitan dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) atau organisasi terlarang lainnya dalam aksi siswa tersebut.
"Anak tersebut dan kepala sekolah sudah dimintai keterangan di Polsek Cibadak bersama dengan Kementerian Agama (Kemenag). Sementara ini tidak ditemukan indikasi yang bersangkutan terlibat HTI dan sebagainya. Aksi dalam foto itu hanya untuk menarik perhatian teman-temannya saja agar masuk ke organisasi mereka di rohis," kata Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi.
Nasriadi menyayangkan kegiatan tersebut lolos dari pengawasan para pendidik di sekolah tersebut. Namun ia berharap pihak sekolah dan Kemenag bisa menjadikan peristiwa itu sebagai pelajaran ke depan.
"Kita serahkan penyelesaiannya di internal sekolah dan Kemenag, harapan kami seluruh kegiatan berkaitan dengan siswa di lingkungan sekolah harus diketahui oleh guru-guru," ucap Nasriadi.
Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sukabumi turun tangan mengecek kaitan peristiwa ini. "Saya sampai pagi bersama bapak Kapolres, kepala madrasah dan para pembinanya, berikut siswa yang bersangkutan. Kita klarifikasi, kita tabayun menyikapi beredarnya foto siswa mengibarkan bendera tersebut," kata Kepala Kantor Kemenag Sukabumi Abas Resmana.
Aksi pengibaran bendera tersebut tanpa sepengetahuan pihak sekolah. Mereka beraktivitas sebelum jam pelajaran dimulai.
"Sembunyi-sembunyi mereka. Kami tentunya menyesali hal ini, apapun itu. Selanjutnya menjadi bahan pelajaran buat kita agar kegiatan anak selalu mendapat pendampingan dari guru," katanya.
Abas menyebut hanya akan memberikan teguran kepada pihak MAN 1 Sukabumi berkaitan kejadian tersebut. "Sanksi tidak bisa disebutkan, hanya teguran saja dulu untuk pihak sekolah. Sementara kepada anaknya harus ada pendampingan khusus," ucap Abas. (sya/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini