Kadinkes Kota Bandung Rita Verita mengatakan pada 28 Januari lalu jumlah penderita mencapai 137 orang. Tapi dua hari berselang atau 30 Januari jumlah penderita bertambah menjadi 224 orang.
"Kasusnya menyebar rata di semua kecamatan. Mayoritas di usia sekolah 4-15 tahun atau sekitar 40,44 persen," ujar Rita di Bandung Menjawab, Kamis (31/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Rita, meski dua hari tapi jumlah penderita meningkat tajam lantaran dibarengi dengan hujan. Sehingga ia meminta warga lebih waspada lagi terutama saat hujan kembali mengguyur Kota Bandung.
"Nyamuk (DBD) ini jam rawan menggigitnya pada pukul 8-10 pagi dan 3-5 sore. Jadi itu harus lebih waspada," katanya.
Rita mengatakan jika dilihat dari jam rawan tersebut banyak anak yang menjadi korban saat berada di sekolah pagi atau saat istirahat pulang sekolah pada sore hari.
Untuk meminimalisir penyebaran, pihaknya sudah mengumpulkan para kepala sekolah SD dan SMP untuk memperhatikan kebersihan lingkungan terutama perkembangan jentik nyamuk yang bersarang di bak mandi.
Tidak hanya itu, pihak sekolah juga didorong untuk membentuk Juru Pemantau Jentik (Jumantik) Cilik yang terdiri dari para murid. "Minimal mereka bisa memantau kondisi bak di kamar mandi sekolah yang sering menjadi sarang jentik," ujarnya.
Ditanya apakah ada tanda-tanda baru terhadap seseorang yang terjangkit DBD, Rita mengatakan sejauh ini tidak ada dan masih seperti yang lama. "Kalau tanda masih tetap. Tidak harus ada bintik di kulit, kalau ada itu berarti ada pendarahan di dalam. Tetap, awalnya itu demam biasa, lalu panas tinggi 2-5 hari. Kemudian perut mual bahkan bisa sampai muntah, lalu pegal persendian dan bisa juga sakit kepala," tutur Rita.
Dinkes Kota Bandung meminta warga tetap waspada dan tidak mengandalkan pengasapan (fogging). Sebab pengasapan hanya membunuh nyamuk dewasa, tidak berlaku untuk jentik, larva atau telur nyamuk.
Pengasapan, menurut Rita, hanya efektif selama 24 jam. Sehingga hal paling mendasar yang bisa dilakukan adalah menjaga lingkungan masing-masing dengan pola 3M Plus.
Saksikan juga video 'DKI Jakarta Hadapi Peningkatan Serangan DBD':
(tro/bbn)











































