Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis Engkan Iskandar menjelaskan kasus DBD di Ciamis meningkat cukup tajam sampai 43 warga. Dibanding pada Januari tahun 2018 lalu, jumlahnya hanya 7 orang yang jadi korban.
"Memang ada peningkatan dibanding sebelumnya, dulu dalam setahun saja hanya 27 kasus, sekarang di bulan januari saja sudah sampai 43 orang itu terjadi hampir di seluruh daerah," ujar Engkan saat ditemui di kantornya Rabu (30/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meski angkanya cukup tinggi, tapi semua masih bisa tertangani sehingga tidak ada warga yang meninggal dunia setelah terjangkit," katanya.
Penyebab tingginya angka kasus DBD di Ciamis karena cuaca yang mendukung pada perkembangbiakan nyamuk demam berdarah. Intensitas hujan di Ciamis yang tidak terlalu tinggi membuat nyamuk nyaman bertelur di tempat penampungan air.
"Jadi sekarang hujannya itu ada jeda, berbeda kalau hujan deras dengan intensitas tinggi nyamuk akan sulit berkembangbiak," ungkap Engkan.
Engkan mengakui fogging bukan merupakan salah satu upaya efektif dalam memberantas sarang nyamuk demam berdarah. Namun masih saja ada warga yang meminta untuk pengasapan itu tapi jumlahnya mulai menurun.
Untuk itu, pihak Dinas Kesehatan telah memberikan surat edaran kepada 37 puskesmas di Ciamis untuk mengajak warga melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara mengubur, menguras dan menutup.
"Salah satunya mengajak masyarakat berperan aktif melalui gerakan satu rumah satu jemantik. Jadi disetiap rumah itu ada anggota keluarga yang memantau sarang nyamuk di sekitar, bila ada langsung melakukan langkah 3M. Kami juga menyebar abate gratis 3 kilogram setiap puskesmas," pungkasnya.
Simak Juga 'Musim Hujan Telah Tiba, Waspada DBD Ya!':
(ern/ern)











































