"Kalau secara visual kita enggak bisa lihat masih kabut tebal, terus ini kalau dari sisi kegempaan tremornya mendominasi," ucap Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat PVMBG Kristianto via telepon, Senin (24/12/2018).
Menurut dia, aktivitas Gunung Anak Krakatau masih sama seperti sebelumnya atau pascaterjadi peningkatan. Gempa tremor dengan amplitudo lebih dari 40 milimeter tetap terjadi, bahkan diprediksi masih terjadi erupsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan untuk melihat aktivitas Gunung Anak Krakatau di lokasi masih belum dimungkinkan karena terkendala cuaca. Sedangkan pemantauan dengan menggunakan seismograf tidak maksimal akibat terjadinya gempa tremor yang mendominasi.
"Karena seismograf tertutup oleh gempa tremor dengan amplitudo lebih dari 40 ini, menutup (deteksi) gempa-gempa lain. Tapi gempa erupsi kemungkinan masih ada. Untuk bentuk fisik (gunung) enggak terlihat, dari malam enggak keliatan, hujan, angin dan ombak (tinggi) juga," tutur Kristianto.
Sehingga, saat ini dia mengaku belum dapat mengamati secara baik kondisi Gunung Anak Krakatau. PVMBG baru dapat gambaran terkait Gunung Anak Krakatau dari citra satelit. Kini status gunung tersebut berada di level waspada.
"Belum ada peningkatan status (masih waspada)," kata Kristianto. (mso/bbn)











































