Mereka menyesalkan rencana penutupan panti yang khusus menampung Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) tersebut. Bukan hanya itu, warganet menyinggung pemberian penghargaan yang diraih Pemkab Sukabumi sebagai kabupaten Peduli Hak Asasi Manusia (HAM) dari Kementerian Hukum dan HAM.
"Kami menyesalkan rencana penutupan panti oleh pemilik dan pengelolanya. Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi kalau benar-benar di tutup Sukabumi akan kembali dibanjiri oleh penderita gangguan jiwa di jalanan," kata Dede Abdul Latif, salah satu warganet yang menggelorakan tagar #SaveTemanOrangGila, kepada detikcom via telepon, Rabu (20/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengkritisi pemberian penghargaan yang ternyata tidak sesuai dengan fakta yang ada. Karena, menurut Dede, penderita gangguan jiwa sudah sepantasnya mendapat perhatian dari pemerintah setempat.
"Ini tentunya sangat memalukan, di satu sisi menerima penghargaan HAM, di sisi lain malah mendapat kemunduran dalam penanganan sosial di wilayahnya," ucap Dede.
![]() |
"Palabuhanratu kota wisata, masa iya mau dipenuhi dengan orang gila. Secepatnya bupati dan unsur kedinasan mengambil langkah , jangan ada penutupan panti tersebut," ujarnya.
Baca juga: Ini Alasan 'Teman Orang Gila' di Sukabumi Tutup Panti Miliknya
Melalui grup Facebook 'Mata Sosial', Ruslan menantang Bupati Sukabumi Marwan Hamami untuk berjabat tangan dengan penghuni panti. "Saya TANTANG BUPATI SUKABUMI UNTUK "JABAT TANGAN" PASIEN PANTI AURA WELAS ASIH..." tulisnya.
Dikutip dari laman resmi sukabumikab.go.id, penghargaan kepada Kabupaten Sukabumi diberikan oleh Menkumham Yasonna Laoly pada Minggu (10/12). Sukabumi dianggap sebagai salah satu kabupaten yang mengembangkan daerah berwawasan HAM. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini