Pemerintah Malaysia dicecar pertanyaan mengapa sudah mencabut pembatasan darurat Covid saat kasus penularannya masih terus meningkat.
Malaysia melaporkan sudah lebih dari satu juta kasus dan 8.000 kematian, namun para pakar memperingatkan angka sesungguhnya jauh lebih tinggi karena jumlah tes masih rendah.
Rumah sakit-rumah sakit kini sudah ramai dengan pasien Covid dan kewalahan - sejumlah foto menunjukkan para pasien masih duduk di kursi roda dan harus berbagi oksigen dari tabung yang sama.
Negara itu kini juga masih dalam keadaan darurat, yang akan berakhir pada 1 Agustus dan tidak akan diperpanjang.
- Malaysia berlakukan lockdown total, warga khawatir bisnis jadi hancur
- Puluhan ribu TKI pulang dari Malaysia, Surabaya jadi tujuan primadona 'karena sempat tak berlakukan karantina'
- Singapura dan Taiwan dulu sukses redam Covid, kini juga ada lonjakan kasus: Apa yang salah?
Pimpinan kubu oposisi mengaku tidak diberi tahu soal kebijakan pencabutan pembatasan darurat, yang dilakukan pekan lalu.
Mereka juga menuntut pemerintah untuk mengungkapkan konsekuensinya bagi masyarakat luas.
"Kenapa kami tidak diberi tahu? Keputusan siapa ini?" kata Deputi Ketua Partai Aksi Demokratik, Gobind Singh Deo, saat rapat di parlemen pada Selasa (27/7).
Pembatasan darurat ini mencakup hukuman denda atas warga yang melanggar aturan itu.
Seperti banyak negara di Asia Tenggara, Malaysia mengalami pukulan hebat akibat infeksi Covid varian Delta yang sangat menular. Ini merupakan gelombang terburuk pandemi.
Malaysia kini mencatat lebih dari 14.000 kasus penularan per hari, dan mencetak rekor 207 kematian pada Selasa lalu.
Rumah sakit sudah banyak yang terpaksa menolak pasien baru, bahkan bagi yang sudah masuk IGD tetap tidak bisa dapat kamar perawatan.
Pada Senin (26/7), ratusan dokter muda di penjuru Malaysia melancarkan aksi protes menuntut status permanen dan kondisi yang lebih baik.
Penggali makam dan petugas tempat pemakaman juga mengaku kepada media setempat bahwa mereka sudah kewalahan dengan banyaknya permintaan mengubur korban Covid-19, banyak dari mereka meninggal di rumah.
Para pakar mengatakan bahwa pembatasan darurat yang telah diterapkan pemerintah cuma "setengah matang" dan tidak akan membantu memperbaiki situasi.
Namun, kebijakan itu telah memberi pukulan yang besar bagi masyarakat secara ekonomi - terutama mereka yang berpendapatan harian dan keluarga berpenghasilan rendah.
Kibarkan bendera putih
Itu sebabnya sudah banyak warga yang membentangkan bendera putih di luar rumah untuk meminta bantuan.
Kampanye bertagar #benderaputih pun sudah ramai dibincangkan di media sosial sejak awal Juli untuk membantu keluarga miskin yang makin sulit menghadapi kondisi lockdown alias karantina wilayah.
Banyak warga, selebritas, dan pengusaha yang langsung menawarkan bantuan, termasuk menyediakan makanan dan kebutuhan lain.
Malaysia menerapkan lockdown secara nasional sejak 1 Juni untuk mengatasi lonjakan kasus Covid.
Dalam beberapa pekan terakhir media-media massa di sana rutin menyajikan kisah emosional keluarga-keluarga yang terpaksa makan hanya sekali sehari dengan tabungan dalam kondisi terkuras.
Lalu tingkat bunuh diri pun meningkat. Menurut data kepolisian, terdapat 468 orang mengakhiri hidup dalam lima bulan pertama tahun ini.
Perbandingan itu jauh lebih besar dibanding 631 jiwa di sepanjang tahun 2020 maupun selama tahun sebelumnya yang sebanyak 609 jiwa.
Di Facebook, kelompok-kelompok #benderaputih dibentuk untuk membantu pemilik akun yang bersangkutan untuk mengirim foto dan alamat warga yang butuh bantuan.
Yang lainnya berbagi foto barang-barang kebutuhan pokok yang bisa mereka sumbangkan, begitu pula informasi mengenai lokasi pembagian bantuan makanan.
Menurut surat kabar di Malaysia, China Press, sebuah kampung nelayan di Kedah menerima bantuan dari seorang relawan dari dinas pemadam kebakaran setelah muncul 20 bendera putih yang dikibarkan di rumah-rumah lingkungan itu.
Banyak keluarga di sana yang sudah tidak bisa lagi mencari nafkah selama enam pekan dan khawatir bagaimana bisa mempertahankan asap dapur mereka tetap mengepul, ungkap laporan itu.
Kalangan pengusaha pun ikut serta menggalang kampanye itu.
Jaringan toserba Econsave lewat Facebook minta bantuan netizen untuk memberitahu di mana saja warga mengibarkan bendera putih, sehingga bisa menyalurkan bantuan.
"Tidak apa-apa bila lagi kesusahan," tulisnya
Awesome Canteen, yaitu kafe yang populer di Petaling Jaya, juga memberi bantuan dengan menawarkan makan gratis bagi siapapun yang datang kepada kasir sambil membawa secarik kertas putih.
Kalangan selebritas termasuk rapper Altimet di Instagram mengaku dia dan teman-temannya akan membagikan kebutuhan pokok di setiap pintu rumah yang mengibarkan bendera putih.
Kampanye bendera hitam
Sementara itu ada pula warga yang mengibarkan bendera hitam. Itu adalah simbol gerakan yang menuntut Perdana Menteri Muhyiddin Yassin untuk mundur.
Tagar #benderahitam jadi trending di Twitter Malaysia Sabtu pekan lalu.
Pemimpin oposisi Anwar Ibrahim mencuit tiga emoji bendera hitam, yang telah dicuit ulang (retweet) ribuan kali.
Polisi kini tengah menyelidiki kampanye bendera hitam itu karena diduga mengandung unsur-unsur penghinaan, ungkap New Straits Times.
Bagaimana kondisi penularan Covid di Malaysia?
Malaysia tengah berjuang mengatasi gelombang terburuk penularan Covid. Jumlah kematian kini lebih dari tiga kali lipat sehingga mendekati angka 5.400 jiwa dalam dua bulan terahir.
Sabtu pekan lalu, Malaysia melaporkan 6.658 kasus baru dalam kurun 24 jam.
Lima negara bagian di Malaysia mulai melonggarkan pembatasan pada Senin (5/7) saat jumlah kasusnya telah turun.
Namun sebagian Ibu Kota Kuala Lumpur dan negara bagian tetangga Selangor menghadapi pembatasan yang paling ketat - termasuk penerapan jam malam mulai pukul 20.00 - sejak terjadi lonjakan kasus.
Dua wilayah itu menyumbang lebih dari setengah dari total kasus baru di Malaysia dalam beberapa pekan terakhir.
Belum sampai 8% dari 32 juta warga Malaysia yang sudah divaksin penuh dan baru 19% yang sudah menerima satu kali dosis.
Simak Video: Malaysia Putuskan Keadaan Darurat Covid-19 Berakhir 1 Agustus
(ita/ita)