AS-Eropa Serukan Pembebasan Alexei Navalny yang Ditahan 30 Hari

AS-Eropa Serukan Pembebasan Alexei Navalny yang Ditahan 30 Hari

BBC Indonesia - detikNews
Selasa, 19 Jan 2021 09:43 WIB
Alexei Navalny dan istri Yulia berfoto sebelum melewati bagian imigrasi di terminal kedatangan Bandara Sheremetyevo di Moskow, Rusia (17/01). (EPA)
Jakarta -

Politikus oposisi Rusia Alexei Navalny ditahan selama 30 hari setelah kembali ke Moskow untuk pertama kalinya sejak ia diracun tahun lalu.

Navalny, 44, ditahan tak lama setelah pesawat yang membawanya dari Jerman mendarat di Moskow Minggu (17/01).

Jaksa mengatakan ia melanggar aturan pembebasan bersyarat hukuman percobaan atas penggelapan yang ia katakan bertujuan politik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa menuntut pembebasan Navalny menyusul penahanannya saat mendarat di Moskow dari Jerman, lima bulan setelah dia hampir terbunuh akibat serangan racun saraf.

Meskipun menyerukan agar pengkritik Presiden Putin itu dibebaskan, baik Amerika Serikat (AS) maupun negara-negara Eropa tidak sampai mengeluarkan ancaman untuk menerapkan sanksi.

ADVERTISEMENT

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mengatakan pihak berwenang Rusia berusaha membungkam para penentangnya.

"Para pemimpin politik yang percaya diri tidak takut akan suara-suara penentangan, dan juga tidak melakukan kekerasan atau menahan saingan politik tanpa landasan," kata Pompeo.

Masih dari AS, penasihat keamanan nasional presiden terpilih AS Joe Biden juga mendesak pembebasan Navalny.

"Serangan Kremlin terhadap Navalny bukan hanya pelanggaran hak asasi manusia, tetapi penghinaan terhadap orang-orang Rusia yang ingin suara mereka didengar," kata Jake Sullivan.

Suara keras juga disampaikan oleh negara-negara Uni Eropa, termasuk Prancis, Italia dan Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, untuk menuntut pembebasan Navalny.

Dalam pernyataannya, pemerintah Inggris mengatakan "sangat khawatir" dengan penahanan Navalny.

"Daripada mempersekusi korban kejahatan keji, pihak berwenang Rusia seharusnya menyelidiki bagaimana senjata kimia digunakan di wilayah Rusia,"tambah keterangan pemerintah Inggris.

Tuntutan-tuntutan itu dikeluarkan sesudah Navalni, 44, dibawa oleh polisi saat pemeriksaan paspor di Bandara Sheremetyevo pada Minggu (17/01).

Ribuan orang telah berkumpul di bandara lain di Moskow untuk menyambut kedatangannya dari Berlin, Jerman tetapi pesawat itu dialihkan.

Navalny menuding pihak berwenang Rusia bertanggung jawab atas serangan terhadapnya tahun lalu. Kremlin membantah tudingan itu.

Tuduhan politisi oposisi itu didukung oleh laporan dari jurnalis-jurnalis investigasi.

Bagaimana peristiwa itu terjadi?

Ketika Navalny diracun Agustus lalu dan pingsan dalam penerbangan internal di Siberia, dia diterbangkan ke Jerman untuk perawatan medis darurat. Saat dia pulih, dia berkata ingin kembali ke Rusia.

Pada hari Minggu dia menepati janjinya, ia pulang dengan menggunakan Pobeda Airlines meskipun ada peringatan bahwa dia akan ditangkap saat mendarat.

Pesawat itu penuh dengan wartawan, termasuk Andrey Kozenko dari BBC Russian Service.

Sesaat sebelum mendarat, pilot mengumumkan bahwa karena "alasan teknis", pesawat itu dialihkan dari bandara Vnukovo ke Bandara Sheremetyevo, pengumuman yang membuat para penumpang terkejut.

"Saya tahu bahwa saya benar. Saya tidak takut apa-apa," kata Navalny kepada para pendukungnya dan wartawan setelah mendarat, hanya beberapa menit sebelum dia ditahan. "Apakah kamu sudah lama menunggu saya?" katanya kepada penjaga perbatasan.

Dia mencium istrinya Yulia - yang terbang bersamanya dari Jerman - setelah petugas polisi memperingatkan bahwa mereka akan menggunakan kekerasan fisik jika Navalny tidak mematuhi perintah untuk ikut bersama mereka.

Meskipun sudah mengajukan permohonan, pengacara Navalny tidak diizinkan untuk melakukan pendampingan.

Aktivis itu ditahan di sebuah kantor polisi di Moskow.

Rusia, Putin, NavalnySejumlah pendukung Navalny ditahan di bandara Vnukovo Moskow (Reuters)

Sebelumnya pada hari Minggu, polisi dikerahkan dan penghalang logam dipasang di dalam bandara Vnukovo, tempat pesawat itu awalnya dijadwalkan untuk mendarat.

Media Rusia melaporkan bahwa sejumlah aktivis - termasuk Lyubov Sobol - telah ditahan.

Mengapa Navalny ditahan?

Dalam sebuah pernyataan pada Minggu malam, petugas penjara Rusia mengatakan pemimpin oposisi itu "telah dicari sejak 29 Desember 2020 karena pelanggaran berulang selama masa percobaan". Ia menambahkan bahwa Navalny akan tetap ditahan sampai ada keputusan pengadilan.

Pihak berwenang menuduhnya melanggar aturan-aturan yang diberlakukan padanya setelah ia dihukum karena dituding melakukan penggelapan dan diganjar hukuman percobaan. Navalny selalu mengatakan kasus itu bermotif politik.

Secara terpisah, jaksa Rusia telah meluncurkan kasus baru melawan Navalny atas tuduhan penipuan terkait transfer uang ke berbagai badan amal, termasuk ke Yayasan Anti-Korupsi miliknya.

Aktivis itu sebelumnya berpendapat bahwa Putin akan melakukan semua yang dia bisa untuk menghentikannya kembali ke Rusia dengan membuat kasus-kasus baru untuk menjeratnya.

Analysis box by Steve Rosenberg, Moscow correspondentBBC

Pihak berwenang Rusia sering kali mengklaim Alexei Navalny tidak populer di kalangan rakyat Rusia, bahwa dia bukan ancaman bagi Presiden Putin.

Tapi kepulangannya, lima bulan setelah diracun, disambut dengan operasi besar kepolisian pada hari Minggu (17/01).

Polisi anti huru hara bahkan mendorong pendukung Navalny keluar dari aula kedatangan di bandara Vnukovo, sebelum penerbangan dialihkan.

Musim panas lalu, tokoh oposisi Rusia yang paling menonjol itu diserang di Siberia, yang diduga dilakukan seseorang yang merupakan bagian dari petugas keamanan Rusia.

Keputusannya untuk pulang ke Rusia merupakan tantangan langsung bagi Vladimir Putin - dan menciptakan dilema bagi Kremlin.

Ada risiko bahwa Navalny akan dipandang menjadi martir politik, sosok seperti Nelson Mandela, dan memicu lebih banyak sanksi dari Barat.

Jika tak ada apapun yang dilakukan terhadapnya, maka kritikus Kremlin itu pasti akan menjadi duri pemerintah di tahun pemilihan yang penting.

(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads