Ahmad Luthfi Minta Daerah Lain di Jateng Contoh Pengembangan KEK Kendal
Bangun Indonesia

Ayo, tingkatkan partisipasi kita dalam pembangunan bangsa dan wujudkan impian Indonesia yang lebih baik!

Ahmad Luthfi Minta Daerah Lain di Jateng Contoh Pengembangan KEK Kendal

Hana Nushratu
Kamis, 16 Okt 2025 10:58 WIB
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi
Foto: Pemprov Jateng
Jakarta - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ahmad Luthfi menilai keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal mampu berkontribusi terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi. Selain itu KEK juga dinilai mampu menurunkan kemiskinan daerah setempat.

Oleh karenanya, pemerintah kabupaten/kota lain di Jawa Tengah diminta mereplikasi role model (contoh) dalam pengembangan ekonomi di KEK Kendal tersebut.

"KEK Kendal ini telah menjadi pilot project dan role model untuk daerah lain," kata Luthfi, dalam keterangan tertulis, Kamis (16/10/2025).

Hal tersebut ia sampaikan saat menghadiri acara KEK Kendal and Central Java Future Forum 2025 di Pandanaran Ballroom Padma Hotel, Kota Semarang, Rabu (15/10) malam.

Tercatat pertumbuhan ekonomi Kendal triwulan II-2025 sebesar 7,67% dan menjadi yang tertinggi di Jateng. Realisasi investasi 2022-2024 mencapai Rp 14,2 triliun dan triwulan I 2025 mencapai Rp 2,93 triliun, juga tertinggi di Jateng.

Hal itu juga diiringi dengan tingkat pengangguran terbuka di Kendal yang turun 0,75%, dari 5,76% pada 2023 menjadi 5,01% pada 2024. Angka kemiskinan turun 0,95%, dari 9,35% pada 2023 menjadi 8,40% pada tahun 2024, dengan kemiskinan ekstrem menurun menjadi 0,49%.

Capaian ini sejalan dengan pertumbuhan positif di berbagai sektor penunjang, termasuk perdagangan, jasa, dan manufaktur.

"Serapan tenaga kerja akan bertambah, karena kebanyakan industrinya mengarah padat karya, sehingga pengangguran bisa terkikis," kata Luthfi.

Maka dari itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng berupaya untuk terus menarik investor dari dalam negeri dan luar negeri untuk investasi di wilayahnya. Hal itu didukung dengan adanya jaminan perizinan yang mudah, keamanan dan kondusivitas wilayah, tenaga kerja yang kompetitif, dan penambahan kawasan industri di berbagai daerah.

Tak ayal, realisasi investasi di Jateng sampai kuartal III 2025 sudah mencapai Rp 57 triliun. Sebanyak 65% investasi didominasi oleh penanaman modal asing (PMA), sisanya merupakan penanaman modal dalam negeri.

"Ini akan menumbuhkembangkan ekonomi di Jateng," kata Luthfi.

Terkait penambahan kawasan industri, Ahmad Luthfi sudah mendorong agar bupati dan wali kota mengajukan kawasan industri baru.

Arahan itu sudah dilakukan sebelum adanya peraturan dari kementerian terkait penambahan atau perluasan kawasan industri atau ekonomi khusus. Menurut Luthfi, keberadaan kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus akan memudahkan investor.

"Sudah ada bupati yang mengajukan, contohnya Banyumas, Cilacap, Kebumen, Demak, Kota Semarang, dan Kabupaten Semarang. Kami dorong karena adanya kawasan ekonomi khusus itu mereka akan terintegrasi, perizinan akan satu pintu, fasilitas terkait ekspor impor dipermudah, semua akan dipermudah dengan adanya kawasan industri," jelas Luthfi.

Dalam acara tersebut, Luthfi juga menerima penghargaan Dharma Arthapraja Utama. Penghargaan tersebut diberikan karena dukungan Gubernur dalam pengembangan KEK Kendal.

Selain itu, juga ada penandatanganan kerja sama antara Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud Provinsi Jawa Tengah dengan lima perusahaan. Kelima perusahaan tersebut antara lain PT Royal Regent Indonesia, ⁠PT Polygroyp Manufactur Indonesia, ⁠PT Borine Technology Indonesia, ⁠PT Sakura Indonesia, dan ⁠PT Eclat Textile.

Kerja sama ini terkait dengan link and match antara pelaku usaha atau perusahaan dengan dunia pendidikan dan pelatihan kerja di Jateng.

Simak juga Video 'Ahmad Lutfi Bahas Kenaikan PBB Pati, Minta Jangan Bebani Rakyat':

(anl/ega)

Berita selengkapnya tentang Kunjungi
Berita Terkait