"Saya kira kami diundang untuk menjelaskan sinergitas antara pemerintah adalah di dalamnya di bawah komando Pak Presiden dan Pak Wapres, ada Kemendagri, ada Kepolisian yang di bawahnya ada Kepala BIN, yang harus bangun sinergi dengan KPU dan Bawaslu," ujar Tjahjo setelah menghadiri diskusi pada Apel Kasatwil di STIK, Jl Tirtayasa, Jakarta Selatan, Kamis (3/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penyelenggara pilkada itu adalah KPU dan Bawaslu, lalu pemerintah ini yang memetakan bersama-sama KPU dan Bawaslu di area rawan kemudian mendeteksi secara dini, termasuk backup sarana-prasarana logistik dan sebagainya," jelas dia.
Tjahjo juga mengatakan target dari kerja sama ini adalah meningkatkan partisipasi politik masyarakat, melawan politik uang, serta mendorong kampanye paslon pilkada terhindar dari fitnah dan isu SARA.
"Sukses pilkada itu ada tiga, pertama, tingkat partisipasi politik masyarakat meningkat; kedua, kita lawan yang namanya politik uang; ketiga, mari kita lawan kampanye yang berujar kebencian, SARA, dan fitnah, dan kita dorong kampanye yang adu program, adu konsep dan gagasan," ucap dia.
Selain itu, ia berharap ke depan tidak hanya jajaran polda dan polres yang bersinergi menyukseskan pilkada. Namun diharapkan seluruh polsek juga ikut bersinergi membantu KPU dan Bawaslu di tingkat TPS.
"Intinya, di sini tadi hadir seluruh Kepolisian dari polda sampai polres dan nantinya akan terus dari tingkat polsek karena pasukan KPU dan Bawaslu sampai tingkat TPS akan ada sinergi. Yang penting, ini pesta demokrasi, membangun suasana yang gairah dan memilih kepala daerah amanah membangun pilkada yang bermartabat, dan mari kita lawan politik kampanye yang berujar SARA dan fitnah," tutur dia.
Tjahjo menjadi pembicara dalam diskusi panel di hadapan jajaran kapolda dan kapolres di Indonesia digelar setelah diadakannya Apel Kasatwil, yang dipimpin langsung oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian. (dnu/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini