Tanggapi 'Kuda Troya' Aris Budiman, Novel: Jangan Pakai Perasaan

Tanggapi 'Kuda Troya' Aris Budiman, Novel: Jangan Pakai Perasaan

Nur Indah Fatmawati - detikNews
Rabu, 11 Apr 2018 14:35 WIB
Novel Baswedan (Nur Indah Fatmawati/detikcom)
Jakarta - Penyidik KPK Novel Baswedan turut menanggapi 'serangan' Direktur Penyidikan KPK Aris Budiman. Menurut Novel, Aris sebaiknya lebih fokus pada pekerjaan, tanpa melibatkan perasaan.

"Saya kira Pak Aris terlalu sensitif. Nggak mungkin begitu ceritanya," ujar Novel saat blak-blakan dengan detikcom, Senin (9/4/2018).


Seusai pelantikan Deputi Penindakan KPK Brigjen Firli dan Direktur Penuntutan KPK Supardi, Aris tiba-tiba berbicara tentang lingkup internal KPK. Aris melontarkan istilah 'kuda Troya' serta menceritakan soal e-mail internal KPK terkait penerimaan pegawai. Namun, menurut Novel, e-mail di internal KPK itu bukan seperti yang dimaksudkan Aris.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya dibacakan ya, e-mail-nya itu nggak begitulah. Tidak ada yang menyatakan begitu, Pak Aris 'kuda Troya', nggak ada yang menyampaikan begitu. Pak Aris saja yang perasa sendiri. Jadi saya kira nggak perlulah terlalu sensitif. Ya saya kira kita perlu lebih dewasa, lebih bijaksana," ujar Novel.

"Karena kalau terus pakai perasaan-perasaan, repot. Saya pun, saya kira bukan cuma saya ya, banyak orang menegakkan kebenaran, melakukan kebaikan, memang semua orang suka? Nggak, tentu. Kebanyakan bisa jadi kita malah difitnah, dikatain orang. Lha terus kalau pakai perasaan, ndak kerja nanti," imbuh Novel.


Sebelumnya, saat menyebut diri sebagai 'kuda Troya', Aris mengatakan dirinya meminta salah satu kasatgas kembali menjadi penyidik di KPK. Namun rekomendasi ini, disebut Aris, malah dikembangkan seolah seperti kuda Troya.

"Hari ini saya terima e-mail penerimaan pegawai, salah satu kasatgas saya, saya minta kembali menjadi penyidik di KPK dan dia adalah penyidik yang baik, termasuk penerimaan beliau. Di dalam KPK dikembangkan seolah-olah ini seperti kuda Troya," ujar Aris, Jumat (6/4).

"Dan saya balas e-mail itu. Saya katakan bahwa saya adalah kuda Troya bagi oknum-oknum yang manfaatkan kesucian KPK untuk kepentingan pribadi," ujarnya. (dhn/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads