"Saya kira Pak Aris terlalu sensitif. Nggak mungkin begitu ceritanya," ujar Novel saat blak-blakan dengan detikcom, Senin (9/4/2018).
Seusai pelantikan Deputi Penindakan KPK Brigjen Firli dan Direktur Penuntutan KPK Supardi, Aris tiba-tiba berbicara tentang lingkup internal KPK. Aris melontarkan istilah 'kuda Troya' serta menceritakan soal e-mail internal KPK terkait penerimaan pegawai. Namun, menurut Novel, e-mail di internal KPK itu bukan seperti yang dimaksudkan Aris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kalau terus pakai perasaan-perasaan, repot. Saya pun, saya kira bukan cuma saya ya, banyak orang menegakkan kebenaran, melakukan kebaikan, memang semua orang suka? Nggak, tentu. Kebanyakan bisa jadi kita malah difitnah, dikatain orang. Lha terus kalau pakai perasaan, ndak kerja nanti," imbuh Novel.
Baca juga: Sepak Terjang Brigjen Aris 'Serang' KPK |
Sebelumnya, saat menyebut diri sebagai 'kuda Troya', Aris mengatakan dirinya meminta salah satu kasatgas kembali menjadi penyidik di KPK. Namun rekomendasi ini, disebut Aris, malah dikembangkan seolah seperti kuda Troya.
"Hari ini saya terima e-mail penerimaan pegawai, salah satu kasatgas saya, saya minta kembali menjadi penyidik di KPK dan dia adalah penyidik yang baik, termasuk penerimaan beliau. Di dalam KPK dikembangkan seolah-olah ini seperti kuda Troya," ujar Aris, Jumat (6/4).
"Dan saya balas e-mail itu. Saya katakan bahwa saya adalah kuda Troya bagi oknum-oknum yang manfaatkan kesucian KPK untuk kepentingan pribadi," ujarnya. (dhn/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini