Soal Novanto, TB Hasanuddin Ibaratkan Imam Salat yang Kentut

Soal Novanto, TB Hasanuddin Ibaratkan Imam Salat yang Kentut

Elza Astari Retaduari - detikNews
Selasa, 15 Des 2015 15:00 WIB
Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta - Suara agar Ketua DPR Setya Novanto mundur terus menggelora sebagai buntut kasus papa minta saham. Termasuk dari anggota dewan sendiri.

Puluhan anggota DPR lintas fraksi menyerukan gerakan 'Selamatkan DPR! #SAVEKPK'. Dalam pernyataan sikapnya, aksi ini meminta Novanto secara legowo untuk mundur.

Baca juga: Pakai Pita Hitam #SAVEDPR, Puluhan Anggota DPR Tak Mau Dipimpin Novanto

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami mendengar banyak konsituen berbicara serius bahwa harkat dan martabat DPR sudah jatuh terpuruk karena satu orang, bukan banyak orang," ungkap anggota DPR TB Hasanuddin yang ikut mengerakkan aksi di Kompleks Senayan, Jakarta, Selasa (15/12/2015).

"Kami masih memegang nilai itu. Kami sepakat duduk bersama pimpinan kami demi harga diri yang bersangkutan dan untuk mengangkat martabat DPR, memohon pengorbanannya (Novanto)," lanjut politisi PDIP itu.

TB pun memberikan gambaran yang senada dengan perihal ini. Kasus yang membelit Novanto disebutnya seperti seorang imam yang ketahuan kentut saat sedang salat berjamaah.

"Ibarat sedang salat, imam kami kentut. Maka imam akan dengan kesadaran keluar untuk ambil wudhu lagi dan kami terus melanjutkan salat. Salat kami akan sah," tuturnya.

Baca juga: Ini Nama-nama Anggota Dewan yang Galang #SAVEDPR Tuntut Novanto Mundur

TB juga menegaskan bahwa sekitar 30-an anggota DPR yang hadir dalam penggalangan aksi #SaveDPR itu bukan lagi berbicara atas nama Koalisi Indonesia Hebat atau pun Koalisi Merah Putih. Memang dalam pertemuan itu turut pula ikut beberapa anggota KMP seperti dari Gerindra dan Partai Golkar.

"Kami di sini hadir bukan atas nama KIH atau KMP. Ini masalah nilai, kami ingin mengembalikan martabat DPR," tutur anggota Komisi I itu.

Hal senada juga disampaikan oleh Dave Laksono dari Partai Golkar. Meski partainya di MKD terkesan membela Novanto, Dave mengaku hadir atas nama pribadi.

"Kami di sini atas nama pribadi. Saya melihat pak ketua (Novanto) gagal menjalankan tugasnya. Kita lihat di pergerakan media sosial sudah menyudutkan dan mencaci-maki DPR. bila terus berjalan seperti ini, DPR akan semakin hancur dari fungsi awalnya," terang Dave di lokasi yang sama.

"Meski banyak teman di fraksi mengutuk apa yang saya buat, tapi ini yang terbaik, bukan hanya untuk partai saja, tapi untuk perjalanan ke depan," lanjut dia.


Baca juga: Jika MKD Bela Novanto, FPDIP: Kami Serahkan ke Amarah Rakyat

Untuk itu Dave berharap agar Novanto, teman satu fraksinya, mau mendengarkan suara rakyat. Gerakan #SaveDPR sendiri dalam pernyataannya meminta Novanto mundur tanpa mengurangi sedikitpun rasa hormat kepada pimpinan.

"Melihat gerakan teman-teman, anggota yang mulia berjuang untuk mengembalikan kepercayaan rakyat, bisa menjalankan mandat kembali dari rakyat," tutup Dave.

(ear/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads