Dalam catatan detikcom, Rabu (18/2/2015), saat ini di Nusakambangan hanya ada 5 tiang untuk eksekusi mati di sebuah lapangan terbuka. Tiang itu berfungsi untuk mengikat terpidana mati saat menghadapi regu tembak. Padahal yang akan dieksekusi mati lebih dari 10 orang.
"Lokasi di Nusakambangan agak sulit kalau dilakukan lebih dari 5 terpidana," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Tony T Spontana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sel isolasi akan dilakukan penyesuaian, dibikin tembok baru sehingga semuanya siap," ucap Tony.
Karena ada pembangunan teknis di atas, maka eksekusi mati diundur hingga tiang eksekusi dan ruang isolasi selesai.
"Pelaksanaan pemindahan itu ditunda, sedianya pemindahan akan diselesaikan pekan ini tetapi sepertinya terkendala teknis," terang Tony.
Seperti diketahui, usai pengumuman rencana pemindahan Andrew-Myuran ke Nusakambangan, tensi hubungan Australia-Indonesia naik. Abbot menyatakan tindakan eksekusi mati adalah tindakan barbar.
"Kami menentang hukuman mati, kami menganggap itu barbar," tegas Abbott.
Menlu Australia Julie Bishop bahkan menyatakan warganya bisa memboikot wisatawan ke Indonesia. Setelah itu, dunia maya Australia diramaikan dengan ajakan memboikot Bali. Hal ini dibalas dengan oleh masyarakat Indonesia di dunia maya dengan tantangan boikot itu.
"Okelah, kami masih bisa mengerti jika Aussie menuntut keringanan hukuman, tapi sampai mengancam untuk boikot Bali? Mereka pikir Bali tidak bisa hidup tanpa Aussie? Idiot. Yang ada malah kebalikannya, Aussie yang tidak bisa hidup tanpa Bali," kicau grup band asal Bali, Superman Is Dead (SID) dalam akun twitter @SID_Official. Kicauan SID langsung didukung ribuan masyarakat.
(asp/jor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini