Perempuan ini dipulangkan setelah setahun terkatung-katung di Malaysia tanpa paspor dan identitas lainnya karena ditahan perusahaan tempatnya bekerja. Anies tidak banyak cerita, dia sibuk merawat anaknya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengungkapkan upaya pemulangan Anies dan anaknya karena mendapat laporan dari salah satu surat elektronik yang diterima, jika ada warga Surabaya di Malaysia yang terkatung-katung nasibnya.
"Saya (Risma) langsung nyuruh Pak Pomo (Kadinsos) untuk ngecek dan ternyata setelah ditelusuri benar," kata Risma kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (26/1/2015).
Mendapat laporan tersebut, Risma langsung memerintahkan untuk segera berkoordinasi dengan KBRI Malaysia agar Anies segera diamankan.
"Jadi dia itu keluar dari pabrik tempatnya bekerja karena tidak kerasan. Karena tidak sesuai dengan kontrak makanya paspornya (Anies) ditahan perusahaan, karena takut ada apa-apa makanya kita minta KBRI untuk menjemputnya," imbuh Risma.
Dalam pertemuan di Balai Kota Surabaya, Risma beberapa kali menggoda anak Anies. "Mau kue dik. Aku gak punya susu. Ini tak kasi boneka (gajah)," ujar Risma berusaha menggoda anak Anies.
Walikota yang diusung PDIP ini juga berpesan ke Anies agar tidak kembali lagi ke Malaysia. Anies merasa haru dan mengucapkan terima kasihnya ke walikota yang diusung PDIP ini karena telah memulangkan ke Surabaya. Perempuan alumus SMKN 8 ini mengungkapkan, masih banyak teman-temannya yang berasal dari luar Surabaya senasib dengan dirinya.
"Makasi bu sudah pulangkan saya. Tapi di sana masih banyak bu yang belum bisa pulang," ujar Anies.
Dia mengaku pertama kali bekerja di Malaysia karena tertarik atas promo saat bersekolah di SMKN 8.
"Saat itu saya tertarik bekerja. Selama di sana saya digaji antara 1.100-1.200 ringgit tapi belum terpotong asrama untuk tempat tinggal dan makan. Saya tidak kerasan karena bos saya pilih kasih makanya saya tidak kerasan," ucap Anies.
(ze/fat)