Selain sudah masuk ke pendidikan tinggi dan menengah, narkoba juga dideteksi telah masuk ke pendidikan tingkat pertama. Untuk mengantisipasi hal tersebut, advokasi sangat diperlukan. Advokasi diperlukan untuk menangani pelajar atau siswa yang sudah terjerumus menggunakan narkoba.
BNN Surabaya menggelar advokasi itu kepada para guru Bimbingan Konseling (BK) seluruh SMP di Surabaya di Dinas Pendidikan Surabaya. Peran guru BK sangat penting karena mereka lah yang berperan mendampingi dan memberi perhatian kepada anak didiknya yang bermasalah.
"Saya tadi menerangkan tentang narkoba dan risiko bahaya nya," ujar Kasi Pencegahan BNN Surabaya Badi Supratikno kepada detikcom di Dinas Pendidikan Surabaya, Jalan Jagir, Kamis (22/1/2015).
Badi menerangkan, sebenarnya belum ada data yang pasti tentang data dan angka narkoba yang sudah merasuk di sekolah. Namun BNN Surabaya pernah melakukan tes urine kepada 400 siswa dari 10 SMA yang ada di Surabaya.
Hasilnya adalah 41 sampel urine siswa positif. Urine tersebut terindikasi mengandung metamphetamine dan ganja. Badi menyebut bahwa bisa jadi para siswa yang terindikasi menggunakan narkoba itu memulai menggunakan saat ia masih SMP.
"SMA itu hanya imbas. Bisa jadi siswa itu sudah menggunakan saat SMP. Tetapi baru ketahuan saat menjalani tes urine pada SMA," kata Badi.
Badi menerangkan, tren penggunaan narkoba pada pelajar memang meningkat. Karena itu semua lini perlu dibenahi termasuk bagaimana melakukan langkah preventif terhadap itu.
"Saya pikir para guru BK ini sudah tahu tentang bagaimana dan apa yang harus dilakukan terhadap siswanya yang sudah kena narkoba. Kami hanya mendukung saja," lanjut Badi.
Pria asli Gresik ini menambahkan, penanganan terhadap kasus narkoba khususnya kepada pelajar sebenarnya tidak sulit. Asalkan semuanya harus dilakukan dari hati ke hati dan secara terbuka. Semua pihak harus dilibatkan baik guru BK sendiri, sang siswa, dan orang tua siswa.
"Siswa ini kan sebenarnya korban. Jadi jangan perlakukan siswa sebagai pihak yang salah. Yang penting terbuka dan jujur," tandas Badi.
(iwd/iwd)