"Ditemukan di Curah Gentong, sekitar pukul 22.30 Wib. Sudah kaku. Sebagian tubuhnya tertimbun lumpur," kata Junaidi, warga setempat, Kamis (15/1/2015).
Keterangan yang dihimpun detikcom menyebutkan, sebelum ditemukan tewas, Bunadi pamit mengembala sapinya di tepi hutan Baluran Kecamatan Banyuputih. Saat Bunadi mengembala sapi itulah, banjir bandang menerjang wilayah tersebut, Rabu (14/1) sore.
Bunadi diduga terhanyut banjir bandang ketika menggiring sapi-sapinya menyeberangi sungai untuk dibawa pulang. Keluarganya mulai curiga saat sapi-sapinya tiba di kandang rumahnya. Sebab saat bersamaan, Bunadi justru tidak ikut pulang. Dibantu polisi, warga pun bergegas melakukan pencarian di tepi hutan Baluran, sambil menyisir Curah Gentong.
Beberapa jam setelah dilakukan pencarian, tubuh Bunadi ditemukan. Korban tewas dengan sebagian tubuhnya tertimbun lumpur di Curah Gentong. Proses evakuasi korban diwarnai isak tangis istrinya, Minati, hingga ke rumah duka.
"Keluarga menolak dilakukan otopsi. Mereka menganggap kematian korban ini murni sebagai musibah," ujar Kepala Desa Sumberwaru, Sumakki.
Kasubbag Humas Polres Situbondo, AKP Wahyudi, mengatakan, sudah menjadi kebiasaan sebagian warga Kecamatan Banyuputih mengembala sapinya di tepi hutan Baluran. Korban sendiri terhanyut banjir bandang saat bermaksud menggiring sapinya untuk pulang dengan menyeberangi sungai. Sementara sapi-sapi korban selamat dan tidak ikut terhanyut.
"Sapi-sapinya pulang sendiri ke kandangnya. Dari situ keluarganya curiga, karena korban tidak ikut pulang hingga dilakukan pencarian. Yang jelas, ini murni bencana. Semalam sudah divisum, tidak ada indikasi penganiayaan," tandas AKP Wahyudi, yang mantan Kapolsek Banyuputih itu.
(fat/fat)