Hingga Jumat (9/1/2015) ini pukul 14.40 WIB, jumlah jenazah yang ditemukan, menurut keterangan Basarnas adalah 48 jenazah.
Bagaimana perkembangan evakuasi ekor pesawat tersebut? Berikut rangkumannya, Jumat (9/1/2015):
Pukul 18.29 WIB

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pukul 16.49 WIB
Tim penyelam menemukan dan mengevakuasi jenazah pria dan wanita dari dasar laut. Jasad pria ditemukan membawa gendongan bayi. Apakah dia warga negara Korea Selatan?
Pukul 16.38 WIB

Β
Memasuki hari ke-13 pencarian korban pesawat AirAsia QZ8501, Ketua Tim DVI Polda Jatim Kombes Budiyono meminta kepada keluarga korban untuk mengumpulkan sejumlah properti atau barang-barang pribadi korban semasa hidup.
Pukul 15.51 WIB
Kondisi arus bawah laut semakin kencang sehingga tim penyelam gabungan TNI AL diminta untuk naik dan menunda tugasnya. Pengangkatan ekor AirAsia QZ8501 rencananya dilanjutkan pukul 19.00 WIB saat arus bawah laut mulai tenang.
Kondisi saat ini tidak memungkinkan penyelam masuk hingga kedalaman 35 meter tempat ekor pesawat karena pada kedalaman 5 meter saja arus bawah laut sudah sangat kencang.
Saat ini tali sudah diikatkan ke ekor pesawat dan satu floating bag dengan kapasitas beban 10 ton juga sudah terpasang. Nantinya tugas tim penyelam pada pukul 19.00 akan memasang tali crane dari kapal Crest Onyx serta jika memungkinkan mengisi udara floating bag.
Pukul 15.44 WIB
Hari ini ekor pesawat AirAsia QZ8501 masih belum berhasil diangkat dari dasar laut. Kotak hitam atau black box pun masih belum ditemukan. Namun Basarnas menyebut, benda itu sudah berada di luar ekor QZ8501.
"Lokasi black box terekam lewat ping yang diterima kapal Jadayat yang berada 1 km ke arah barat daya dari lokasi penemuan ekor. Jadi black box sudah berada di luar ekor," ujar Direktur Operasional Basarnas Marsma SB Supriyadi di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Jumat (9/1/2015).
Pukul 15.27 WIB
Tim Disaster Victim Identification (DVI) di RS Bhayangkara Polda Surabaya hingga Jumat (9/1/2014) berhasil mengidentifikasi 27 jenazah korban kecelakaan AirAsia QZ8501. Sebanyak dua jenazah yang baru selesai diidentifikasi hari ini akan diserahkan ke keluarga.
Pukul 15.25 WIB
KN Jadayat menerima sinyal 'ping' di dasar laut. Panglima TNI Jenderal Moeldoko belum memastikan sinyal itu bersumber dari black box. Sebab setelah dicek, di titik tersebut hanya ada serpihan.
"Sudah didatangi, ada serpihan. Kedalamannya hampir sama (35 meter)," kata Moeldoko di anjungan KRI Banda Aceh, Jumat (9/1/2015).
Pukul 15.17 WIB
Tim DVI Polda Jawa Timur kembali merilis identitas korban pesawat AirAsia QZ8501. Hari ini, 2 identitas korban diumumkan.
"Berdasarkan tes DNA, korban atas nama Martinus Djomi," kata Kabiddokkes RS Bhayangkara Polda Jatim Kombes Pol Budiyono di Crisis Center RS Bhayangkara, Surabaya, Jumat (9/1/2015).
Korban kedua dengan kode jenazah B020 bernama Marwin Sholeh. Kepastian identitas tersebut berdasarkan pemeriksaan DNA dengan data pembanding anak kandung. Hasil pemeriksaan tersebut ada kecocokan dengan jenazah, yaitu terjadi kesamaan jenis kelamin dan usia.
Pukul 13.54 WIB

Basarnas menerjunkan 1 tim penyelamnya untuk membantu TNI AL mencari black box Pesawat AirAsia QZ8501. Tim Alfa penyelam Basarnas ini pun mendapat briefing mengenai lokasi black box sebelum terjun ke lapangan.

Pukul 13.49 WIB
Panglima TNI Jenderal Moeldoko sejak kamis (8/1) kemarin memimpin proses pengangkatan ekor pesawat AirAsia QZ8501. Atas hal itu apakah komando Tim SAR yang awalnya dipegang oleh Basarnas pindah ke Panglima TNI?
"Tidak ada. Komando tetap dari Basarnas," kata Kepala Basarnas Marsdya FHB Soelistyo di kantor Basarnas, Jl Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (9/1/2015).
Pukul 13.54 WIB
Basarnas menerjunkan 1 tim penyelamnya untuk membantu TNI AL mencari black box Pesawat AirAsia QZ8501. Tim Alfa penyelam Basarnas ini pun mendapat briefing mengenai lokasi black box sebelum terjun ke lapangan.
Pukul 13.06 WIB
Memasuki hari ke-13 operasi SAR, penemuan jasad korban AirAsia QZ8501 semakin bertambah. Hingga siang ini sebanyak 48 jenazah telah ditemukan.
Pukul 11.59 WIB

Serpihan pesawat AirAsia QZ8501 ditemukan dan diangkut oleh helikopter Dolphin milik Basarnas dari KN SAR Pacitan. Investigator KNKT Nurcahyo Utomo menyebut serpihan itu kemungkinan bagian dari badan pesawat.
Pukul 11.57 WIB
Dinaungi cuaca cerah, tim penyelam pertama sukses melaksanakan tugasnya hari ini. Mereka menyelam di kedalaman perairan Karimata selama 62 menit, cukup leluasa untuk menyaksikan bagian pesawat AirAsia QZ8501.
"Pesawat cukup berantakan. Bagian bawah masuk lumpur," kata Panglima TNI Jenderal Moeldoko di KRI Banda Aceh usai menerima laporan dari penyelam, Jumat (9/1/2015).
Pukul 11.10 WIB
2 Jasad korban AirAsia yang ditemukan di dasar laut di dekat serpihan AirAsia di kedalaman 34 meter di Selat Karimata dievakuasi. Penyelam membawa dua jasad yang masih memakai sabuk pengaman dan duduk di kursi yang satu deret itu ke permukaan. Hanya ada dua jasad di tiga kursi itu. Sesampainya di atas, dua jasad yang duduk bersebelahan dan masih mengenakan pakaian itu segera dimasukkan ke kantung mayat.
Menurut Ketua Tim Survei di Kapal GeoSurvey Muhammad Aga Ridla Aldila, Jumat (9/1/2015), penyelaman dilakukan pukul 07.40 WIB dan kembali naik ke atas pukul 08.15 WIB. Kondisi jasad sudah tidak utuh.
"Jenazah perempuan memakai kaus belang-belang hitam putih dan celana panjang hitam. Jenazah pria memakai jaket hijau dan celana panjang hitam dan membawa gendongan bayi," urai Agama.
Pukul 11.02 WIB
Basarnas membawa 2 jenazah korban Pesawat AirAsia QZ8501 yang diambil dari kapal KN Pacitan. Basarnas pun juga membawa serpihan berwarna merah dan life vest kuning ke Pangkalan Bun.
Pukul 10.59 WIB
Bukan hanya satu jasad saja yang ditemukan penyelam di lokasi serpihan pesawat AirAsia di kedalaman 34 meter di Selat Karimata. Total ada dua jenazah yang ditemukan penyelam.
Pukul 10.45 WIB
Berdasarkan pengamatan visual, ekor AirAsia QZ8501 terendam lumpur di dasar laut. Black box tak terlihat. Di sisi lain, ada sinyal 'ping' yang diterima kapal KN Jadayat. Di mana posisinya?
"KN Jadayat menerima sinyal ping yang diperkirakan jaraknya 300 meter dari titik pertama," kata Panglima TNI Jenderal Moeldoko di KRI Banda Aceh, Jumat (9/1/2015).
Pukul 10.15 WIB
Tiga jenazah korban AirAsia QZ8501 diantar helikopter Seahawk milik Jepang ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah pagi ini. Ketiga jenazah tersebut pria dewasa berjenis kelamin laki-laki.
"Jadi tiga jenazah yang baru pagi ini semuanya laki-laki dewasa. Kondisinya sudah tidak baik," ujar Kordinator DVI Polri Kombes Hariyanto saar dihubungi, Jumat (9/1/2015).
Pukul 10.01 WIB
Ekor AirAsia QZ8501 sudah ditemukan posisinya di dasar laut. Diduga kuat terdapat black box di dalam bagian pesawat yang ini. Ada sedikitnya dua kemungkinan skenario pengambilan kotak hitam dari dasar laut.
Pukul 09.07 WIB

Helikopter Seahawk milik Jepang mengantar kembali 2 jenazah ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Total jenazah yang telah diantar di lokasi menjadi 44.
Pukul 08.39 WIB
Jenazah korban Pesawat AirAsia ke-42 dibawa ke Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalteng. Jenazah ini dibawa dengan menggunakan Helikopter SeaHawk milik Jepang.
Korban yang masih belum diketahui jenis kelaminnya ini tiba di Lanud Iskandar pada pukul 08.10 WIB, Jumat (9/1/2014). Jenazah pun diturunkan dari Hawk oleh 2 kru heli.
Pukul 08.36 WIB
Benda diduga moncong AirAsia ditemukan kapal MGS Geosurvey. Benda dengan dimensi 2x2x1,5 meter itu ditemukan di kawasan Selat Karimata, beberapa ratus meter dari lokasi ekor pesawat.
"Objek ditemukan dalam posisi menghunjam dasar laut dengan kedalaman sekitar 30 meter," kata Ketua Tim Survei Muhammad Aga Ridla Aldila kepada detikcom di atas kapal geo survei, Jumat (9/1/2015).
Pukul 08.21 WIB
Kapal MGS GeoSurvey menemukan sebuah benda yang diduga moncong pesawat. Benda itu ditemukan tak jauh dari lokasi penemuan ekor pesawat.
Menurut Ketua Tim Survei Muhammad Aga Ridla Aldila, Jumat (9/1/2015), tim penyelam gabungan TNI AL sudah dikontak dan diminta melakukan verifikasi soal benda itu, apakah benar moncong pesawat atau bukan.
Pukul 08.00 WIB
Panglima TNI Jenderal Moeldoko sejak pagi sudah ikut memantau proses evakuasi ekor pesawat AirAsia. Moeldoko memang menginap di KRI Banda Aceh. Sejak kemarin, Kamis (8/1) dia memimpin langsung proses evakuasi.
Di KRI Banda Aceh, Jumat (9/1/2015) Moeldoko ikut berdoa dan memberi semangat kepada pasukan katak. Selain hadir juga Panglima Komando RI Armada Wilayah Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda (Laksda) Widodo dan Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya. Para penyelam sudah mulai terjun sejak pukul 05.00 WIB.
Pukul 07.27 WIB
Sejak pukul 05.00 WIB pagi tadi tim penyelam gabungan TNI AL sudah bersiap dengan peralatan selamnya untuk melanjutkan pengangkatan ekor AirAsia QZ8501 di kedalaman 35 meter.
Tiga sekoci sudah merapat ke kapal Crest Onyx yang berjarak 600 yard dari KRI Banda Aceh. Sebelum melakukan penyelaman, doa bersama dipimpin Panglima Komando RI Armada Wilayah Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda (Laksda) Widodo dan diikuti pula Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko dimulai.
Pukul 07.07 WIB
Pengangkatan ekor pesawat AirAsia QZ8501 akan dilanjutkan pada hari ini. Sebelumnya penyelam gagal mengangkat ekor karena faktor cuaca dan arus bawah laut di titik 5 meter.
"Kondisi cuaca pagi ini cerah di lokasi temuan ekor, kegiatan SAR di sekitar wilayah tersebut cukup optimal dilakukan di pagi ini," ujar Kepala Stasiun Meteorologi Lanud Iskandar Pangkalan Bun, Lukman Soleh kepada wartawan, Jumat (9/1/2015).
Pukul 06.15 WIB
Lifting bag didatangkan ke lokasi pengangkatan ekor AirAsia QZ8501. Peralatan ini disebut mampu untuk mengangkat objek besar dari dasar laut nyaris tanpa risiko.
Lifting bag berkapasitas 110 ton itu tiba di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah pada Kamis malam (8/1) dengan diantar penyelam TNI AL menggunakan pesawat Uniform 617. Rencananya balon-balon itu akan diterbangkan menggunakan helikopter Basarnas ke KRI Banda Aceh pada pagi hari ini, Jumat (9/1/2015).
(nwk/nwk)