"Jenazahnya tadi pagi dikebumikan. Kakak saya sudah sekitar 5 tahun kerja jadi TKW di Malaysia. Empat bulan lalu, almarhumah sudah mengeluh sakit, tapi tetap bekerja karena jadi tulang punggung keluarga," kata Haidir, saudara korban, Rabu (19/11/2014).
Keterangan yang diperoleh detikcom menyebutkan, sejak bercerai dengan suaminya lima tahunan lalu, Maani bertolak menjadi TKW ke Malaysia. Dia nekat bekerja ke luar negeri, konon karena desakan ekonomi untuk menghidupi kedua anaknya.
Sejak berada di Malaysia, Maani sering mengabarkan mengalami sakit. Selain menderita gagal ginjal, Maani konon juga mengidap kangker rahim. Tahu begitu, keluarganya pun meminta agar Maani pulang ke Indonesia. Namun, permintaan itu tidak digubris.
Maani memilih bertahan dan bekerja di Malaysia. Bahkan, sejak empat bulanan lalu, penyakit Maani konon semakin parah. Namun, dia tetap saja bekerja. Puncaknya, Maani harus dilarikan ke Rumah Sakit Ampuan Rahima, di Selangor. Di rumah sakit ini, Maani didiagnosa mengidap penyakit jantung (Cardiac Arrest Secondary to Hyperkalemia).
Namun baru sehari dirawat, Maani menghembuskan nafas terakhirnya, pada hari Minggu (16/11) lalu. Atas permintaan keluarganya, jenazah Maani akhirnya dipulangkan ke Indonesia melalui penerbangan rute Kuala Lumpur-Jakarta-Surabaya. Sebelum dikebumikan, janazah Maani sempat dimintakan visum et repertum ke Puskesmas setempat, lantaran ada pendarahan dari bagian telinga dan hidungnya.
"Darah itu akibat perjalanan jauh. Apalagi ada penyakit ganas dalam tubuh almarhumah, sehingga memungkinkan terjadi pendarahan. Jadi bukan karena terjadinya kekerasan," papar dr Juni, dokter Puskesmas Banyuputih.
Haidar menambahkan, pihak keluarga menerima dengan ikhlas kepergian Maani. Dia optimis tidak ada bekas-bekas kekerasan di tubuh jenazah saudaranya itu. Apalagi, jenazah dimandikan sendiri oleh sejumlah saudaranya di Malaysia.
(fat/fat)