"Hei walikota, Bu Risma sing ayu dewe, Iki rungokno, kupingmo bukaen ombo. Buruh golek upo malah mbok kuyo-kuyo. Bu Risma kowe wes nggawe loro atiku. Sakitnya itu di sini (Hei walikota, Bu Risma yang cantik, ini dengarkan, buka lebar telingamu. Buruh mencari sesuap nasi malah kamu siksa. Bu Risma kamu sudah membuat hatiku sakit. Sakitnya itu di sini," teriak salah satu buruh saat berorasi depan Balai Kota Surabaya, Selasa (18/11/2014).
Selain berorasi, buruh juga berpantun. Pantunnya berisi tuntutan agar angka UMK Rp 2,840 juta. 'Mending numpak bemo, Mending tak demo ben ndang dimarekne. Numpak bemo nang suroboyo, Saiki demo mene ra oleh kerjo'. ('Mending naik bemo, mending didemo biar diselesaikan. Naik bemo ke Surabaya, sekarang demo besok tidak boleh kerja').
Sementara para buruh berjanji akan kembali melanjutkan aksinya lebih besar lagi pada 21 November.
"Sekarang kita wadul ke Pakde Karwo. Yo ngene iki nek wadul nang wedok angel diajak ngomong. Tapi nek wadul pakde pancet koyok Risma yo mending Karwo nggawe rok seperti Risma (Sekarang kita mengadu ke Pakde Karwo (Gubernur). Ya begini kalau mengadu ke wanita susah diajak bicara. Tapi kalau mengadu pakde sama dengan Risma lebih baik karwo memakai rok seperti Risma," tambah seorang buruh.
Usai melakukan orasi, para buruh melanjutkan aksinya ke Gedung Negara Grahadi. Unjukrasa ini membuat petugas menutup Jalan Yos Sudarso. Yang menuju ke Jalan Walikota Mustajab ditutup total. Kendaraan dialihkan melalui Jalan Ketabang Kali (Taman Prestasi).
(ze/fat)