Event 'Jazz Ijen Banyuwangi' untuk pertama kalinya digelar Sabtu (8/11/2014). Dinginnya udara yang menusuk tulang tak membuat penggemar jazz yang datang dari berbagai kota itu beranjak sejak sore hingga menjelang malam.
Sejumlah musisi legendaris diantaranya Fariz RM, Imaniar, dan Deddy Dhukun secara bergiliran memecahkan kesunyian di area jalur keberangkatan pendakian di Gunung Ijen itu.
Ketiga musisi itu akan membawakan sejumlah lagu yang pernah menjadi hits unggulan di eranya, yaitu dekade 1980-1990-an. Fariz FM, misalnya, akan membawakan lagu Nada Kasih, Penari, Sungguh, dan Hasrat dan Cita.
Sedangkan Imaniar akan membawakan beberapa judul lagu seperti Hasratku dan Ironi. Tidak ketinggalan penyanyi perempuan yang ngetop di era 1980-an ini membawakan satu lagu yang sempat menjadi jawara di tangga lagu nasional berjudul Kacau.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas turut menyanyi pula bersama Deddy Dhukun pada event musik yang digelar sebagai aksi kemanusiaan.
Selain Fariz RM, Imaniar, dan Deddy Dhukun, musisi lain yang bakal tampil adalah Inang Noorsaid, Idham Noorsaid, Franky Sadikin, Jalu Gatot Pratoqna. Juga akan dimeriahkan oleh kehadiran aktris senior Ayu Azhari, Rahma Azhari, dan putri Ayu Azhari, yaitu Isabel Tramp.
Bupati Anas saat pembukaan menyatakan bahwa kegiatan yang pertama digelar di Gunung Ijen tersebut untuk aksi kemanusiaan. Donasi dari penggemar jazz disumbangkan untuk PMI.
Acara yang digelar di lokasi konservasi di bawah kekuasaan BKSDA itu juga diharapkan mampu mendongkrak jumlah wisatawan yang berkunjung ke Gunung Ijen untuk menyaksikan kawah dan blue fire yang sudah menjadi perbincangan dunia.
"Mari kita juga kita jaga area yang masuk konservasi ini. Dan panitia menyadari jika di sini adalah kawasan konservasi untuk itu segala properti yang disediakan ramah lingkungan, menyatu dengan alam," kata Bupati Anas.
Bupati muda itu mencontohkan desain panggung yang terbuat dari anyaman bambu alias gedek, kemudian alas lantainya dari jerami dan dihiasi dengan bongkahan belerang yang merupakan khas Kawah Ijen.
"Saya yakin event jazz ini yang pertama ada hiasan bongkahan belerangnya. Di tempat lain tidak ada," kata Bupati Anas berkelakar.
Tak ketinggalan, seorang penambang belerang yang biasa melakukan aktivitas di Kawah Ijen pun didaulat ke atas panggung. "Saya senang bisa nonton jazz di sini. Saya belum pernah nonton jazz selama ini," kata Madrusin yang menjadi penambang belerang sejak tahun 1980 itu.
Jazz Ijen Banyuwangi ini merupakan 'pemanasan' menuju Banyuwangi Beach Jazz Festival pada 6 Desember mendatang. Dua event jazz ini juga menunjukkan dua budaya, yaitu budaya bahari dan budaya perkebunan sekaligus merepresentasikan dua destinasi wisata unggulan di Banyuwangi, yaitu pantai dan gunung.
"Semoga event jazz malam ini kembali menggairahkan kunjungan wisatawan ke Ijen setelah hutannya di atas terbakar beberapa hari lalu. Jangan lupa jaga kebersihan lingkungan alam di kawasan Ijen," kata Bupati Anas.
(gik/gik)