"Tadi pagi kita rujuk ke rumah sakit di Malang untuk mendapat perawatan yang lebih baik. Sebab luka bakarnya lebih 50 persen dan membutuhkan alat yang lebih lengkap," kata dokter RS Waluyo Jati Kraksaan dr Dana, yang ditemui detikcom di lokasi ledakan petasan di Desa Karangren Kecamatan Krejengan, Kamis (2/10/2014).
Dia mengungkapkan, korban mengalami luka di sekujur tubuhnya. "Utamanya di bagian wajah dan mata yang terkena serpihan petasan," tambahnya.
Sementara polisi masih menyelidiki apakah bahan dari petasan itu ada kandungan TNT atau hanya petasan biasa.
"Hasil sementara dari penyelidikan bukan high explosiv, namun low explosiv. Dan apa petasan tersebut bahan misiunya dari TNT atau hanya bahan petasan biasa, kita masih menunggu hasil tim labfor 1 minggu lagi," ucapnya.
Ledakan petasan terjadi di Probolinggo sekitar pukul 09.00 WIB, Rabu (1/10/2014). Saat itu Sugianto (50) mengisi obat ke dalam selongsong petasan rentengan untuk hajatan pernikahan anaknya yang digelar 19 Oktober.
Diduga tergencet saat mengisi menggunakan obeng, petasan tersebut langsung meledak dan terdengar hingga radius 500 meter. Akibatnya Sugianto tewas di lokasi, sedangkan istrinya Jam'ah mengalami luka bakar di sekujur tubuh. Sementara itu ledakan petasan itu membuat 9 rumah hancur.
Rumah yang hancur dan kondisinya yakni milik Joyo menawi (45), Kusnadi (40), Sahram (53) dan Agus (45). Sedangkan rumah-rumah yang kacanya pecah akibat ledakan keras itu yakni milik Tupa (55), Senol (48), Ny Sumo (78), Ahmad (35) dan Andri (44).
(fat/fat)