Sabtu, 16 Agustus
Pukul 17.45 WIB
Widji berangkat dari toko tempatnya bekerja, Jalan Pasar Kembang, menuju toko emas Mutiara di BG Junction dengan menggunakan sepeda motor Honda Blade. Ia membawa emas batangan senilai Rp 48 juta, 2 ponsel, dan uang Rp 50 juta.
Pukul 18.19 WIB
Saksi menyebut seseorang berpenampilan mirip polisi menghentikan laju motor Widji. Sempat terlihat ada dialog. Widji menyerahkan STNK dan uang, tapi pria misterius bercelana cokelat dan berjaket hitam itu menolak. Keduanya lalu menuju pos polisi. Motor Widji diparkir pada jarak 100 meter dari pos polisi.
18.40 WIB
Pria bercelana cokelat dan bercelana hitam pergi dari pos polisi. Widji tak terlihat ikut. Saksi tidak curiga karena mengira Widji sedang ditilang.
Minggu, 17 Agustus
Pukul 11.00 WIB
Widji ditemukan tewas oleh polisi yang piket. Ada ceceran darah di lantai pos polisi. Berdasarkan hasil visum, Widji terluka di pelipis kanan dan dada.
"Korban dibunuh di pos. Motor pelaku adalah Suzuki Shogun," kata Sumaryono.
Dada korban terluka sayat sepanjang 7 cm dan sedalam 3 cm. Saat ditemukan, kondisi korban dalam posisi telentang dengan ceceran darah di sekitarnya. Kaca pos pecah, tapi bukan karena efek tindak pembunuhan itu.
"Kaca itu sebelumnya memang sudah pecah," tandas Sumaryono.
(iwd/try)