Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah menemukan e-Voting yang diyakini akan mempercepat dan mempermudah proses Pemilu. Namun, kekhawatiran muncul jika sistem ini diserang oleh hacker mengingat semua sistem dijalankan menggunakan bantuan internet.
Kekhawatiran serangan Hacker itu ditampik pihak BPPT. Kepala Program Sistem Pemilu Elektronik BPPT, Andrari Grahitandaru yakin sistem dan aplikasi yang telah dibuatnya kebal terhadap serangan para peretas.
"Tidak akan (terserang Hacker), karena kami sudah ada id untuk pengamanan juga kan. Lagipula ini juga dilindungi undang-undang. Sekarang juga sudah ada polisi Cyber Crime," kata Andrari saat berbincang di kantornya, Jl MH Thamrin, Jakpus, Rabu (23/7/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keamanan kita jaga ketat. Sistem ini sebetulnya juga sudah lama dipakai di Amerika, India juga sudah mulai pakai dan aman-aman saja," jelasnya.
Untuk meminimalisir kecurangan dalam penggunaanβ sistem e-Voting, BPPT menerapkan standart ketat. Beberapa cara dilakukan untuk menekan angka kecurangan.
"Pada saat pemungutan suara, alat elektronik tidak terhubung ke jaringan apapun. Hal ini untuk menjaga keamanan. Setelah itu, proses pengiriman hanya terjadi ketika TPS sudah ditutup, saat itu data langsung dikirim," ungkap Andrari.
"Di data center juga sudah memasuki tempat sesuai, secara otomatis tertabulasi, sehingga PPS dan PPK tugasnya adalah memverikasi C1 yang juga harus diunggah," imbuhnya. (kha/fjr)