Puluhan orang menggelar aksi di depan Sekretariat Tim Seleksi (timsel) Calon Komisioner KPU Jawa Timur, di Jl Dharmawangsa, Surabaya.
"Tim seleksi komisioner KPU Jatim harus transparan. Jika seleksi ini tidak transparan, kami sangat khawatir penyelenggaraan Pemilu 2014 tidak akan berjalan baik, netral dan berkualitas," kata Korlap aksi Rubby Kuntoro Wicaksono di sela-sela aksinya, Rabu (22/1/2014).
Aktivis LSM tersebut menilai, proses seleksi calon anggota KPU Jatim periode 2014-2019 terdapat banyak kejanggalan yang terindikasi tidak netral, tidak memiliki komitmen kepatuhan terhadap Peraturan KPU tentang integritas dan kredibilitas calon anggota KPu Jatim.
"Kami mendesak timsel bersikap netral dan transparan, dan membuka ke publik hasil tes calon anggota KPU Jawa Timur," tegasnya sambil menambahkan, mendesak KPU RI membubarkan timsel, apabila tidak tim seleksi anggota KPU Jatim ini tidak bisa menjalankan tugasnya sesuai aturan dan amanah.
Aksi mereka mendapat penjagaan dari kepolisian. Selain berorasi dan teatrikal, mereka juga membawa berbagai poster yang diantaranya bertuliskan, 'Tolak hasil seleksi calon anggota KPUD Jatim', 'Hei timsel jangan kau bodohi rakyat dengan kecurangan dan kepalsuanmu', 'Jalankan aturan dan tahapan seleksi dengan benar, jangan membodohi diri karena kepentingan' dan berbagai poster lainnya.
Sebelumnya PWI Jatim juga menilai 20 nama-nama hasil seleksi dinilai tidak pas. "Kami menilai ada yang kurang tepat," ujar Ketua PWI Jatim Akhmad Munir dalam siaran pers yang diterima.
Menurut dia, PWI sebagai lembaga dan pilar ke empat demokrasi maka pers berhak menyoroti tentang sesuatu yang menjadi kepentingan publik dan demi mendorong iklim demokrasi yang sehat.
Munir mengaku heran dengan lolosnya empat calon petahana, masing-masing Andry Dewanto Ahmad, Nadjib Hamid, Agus Mahfudz Fauzi dan Agung Nugroho, yang jelas-jelas telah disanksi tegas oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) dalam kasus Pilkada Jatim beberapa waktu lalu.
"Seharusnya, atas pertimbangan etika moral, keempatnya tidak layak lolos hingga tahapan 20 besar. Mereka boleh saja mendaftar, tapi sejak awal seharusnya tidak lolos karena terganjal etika moral itu tadi," katanya.
(roi/gik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini