Ilustrasi: Edi Wahyono
Senin, 27 Februari 2023Mochamad Iriawan, yang akrab dipanggil Iwan Bule, dengan percaya diri mengatakan, sejak 2014, banyak pihak mendorongnya menjadi Gubernur Jawa Barat. Saat itu ia menolak tawaran tersebut karena masih ingin berfokus di kepolisian sebagai Kapolda Jawa Barat.
Menurut Iwan, wacana pencalonan dirinya juga mencuat saat ia masih duduk sebagai Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Ia mengklaim sejumlah tokoh masyarakat dan beberapa seniornya kembali mendorongnya untuk maju, kali ini menjadi bakal calon gubernur pada Pilkada 2024.
"Saya bilang saya masih fokus urus bola," ucap Iwan saat berbincang dengan reporter detikX.
Baca Juga : Dari Naikkan Gaji Wasit-Tragedi Kanjuruhan
Mochamad Iriawan, saat menjabat Ketua Umum PSSI, melepas keberangkatan M Iqbal Gwijangge dan Eriko Sulastiano pergi menimba ilmu sepakbola ke Hungaria, Minggu (29/1/2023).
Foto: Randy Prasatya/detikSport
Ya ada partai nasionalis pasti ya. Ya jelas nanti mungkin partai lain dari religius ada. Yang jelas saya sih terbuka ya. Saya pikir semua partai juga bagus, kok. Yang penting bingkainya enak dilihat."
Setelah mengundurkan diri dari PSSI melalui Kongres Luar Biasa, Iwan mengaku siap jika masyarakat Jabar menghendakinya sebagai gubernur. Ia mengklaim, belakangan di sejumlah daerah di Jabar, telah muncul dukungan dari masyarakat untuknya.
Hal itu, menurut Iwan, dibuktikan dengan adanya spanduk dan baliho dukungan terhadap dirinya di kota-kota Jawa Barat. Namun pihaknya mengklaim atribut kampanye tersebut didanai secara mandiri oleh masyarakat.
"Hampir semua itu, Sukabumi, Bogor, Cianjur, Bandung ya hampir semua Kuningan segala macem, Bekasi. Ya sekarang kalau mau masang, silakan gitu, tapi saya nggak ngasih apa-apa," ucap Iwan.
Iwan Bule percaya diri. Salah satu modal yang ia percaya mampu mendongkrak popularitasnya adalah pengalaman sebagai Kapolda Jabar selama 1 tahun 6 bulan. Pada pertengahan 2018, ia juga pernah menjabat Penjabat Gubernur Jawa Barat sekitar 1 tahun 4 bulan.
"Apalagi begitu tahu program saya, tentunya dukungan pasti banyak secara politik," ucapnya.
Terkait tiket dari partai politik, Iwan mengaku terbuka terhadap semua partai. Ia juga tidak menampik bahwa sudah ada partai yang mendekatinya. Namun ia masih enggan menyebutkan detail partai-partai tersebut.
"Ya ada partai nasionalis pasti ya. Ya jelas nanti mungkin partai lain dari religius ada. Yang jelas saya sih terbuka ya. Saya pikir semua partai juga bagus kok. Yang penting bingkainya enak dilihat," ucap Iwan sambil diiringi gelak tawanya.
Konsultan politik Iwan Bule, Fajar Ariananda, mengatakan saat ini ada tiga partai yang sudah berkomitmen mendukung kliennya. Namun ia enggan menyebutkan identitas partai tersebut. Tiga partai itu di sebut terdiri atas satu partai nasionalis dan dua partai berbasis agama.
Di sisi lain, Fajar memaparkan, salah satu strategi pemenangan Iwan Bule di Jabar adalah penguatan citra diri dan kepribadiannya di hadapan publik. Hal itu berdasarkan hasil survei internalnya bahwa publik memilih sosok pemimpin berdasarkan citra kepribadiannya.
Baca Juga : Iwan Bule: Saya Hanya Cari Nama dan Pahala
Adapun terkait target perolehan suara, Fajar mengaku tidak akan muluk-muluk. Menurutnya, selama ini para calon yang akhirnya memenangi pemilihan hanya memperoleh 7-8 juta suara. Sedangkan di Jabar, populasi pemilih 33 juta jiwa.
"Jadi kayaknya, kalau target, tidak bicara muluk-muluk, ya. Hanya dengan beberapa wilayah yang bisa dikuasai kayaknya memungkinkan untuk menjadi Gubernur Jawa Barat," ucapnya kepada reporter detikX.
Dihubungi secara terpisah, salah satu orang dekat Iwan Bule mengatakan saat ini ada dua partai yang sedang menjalin kedekatan. Kedua partai yang dimaksud adalah PAN dan Partai Gerindra.
Sementara itu, Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Barat Ihsanudin mengatakan partainya masih membuka peluang untuk cagub selain dari kader internal. Partai Gerindra juga disebut rajin menjalin komunikasi dengan para calon dari luar partai.
"Jadi intinya, jika kandidat di luar kader, ya harus punya integritas, loyalitas, yang komitmennya bagus terhadap Jawa Barat dan terhadap partai," ucap Ihsanudin.
Secara kelembagaan dan formal, menurut Ihsanudin, belum ada pertemuan Gerindra dengan Iwan Bule. Namun ia tak menampik jika ada kemungkinan para tokoh partai dapat bertemu secara perorangan dengan Iwan Bule.
Adapun Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengatakan pihaknya belum melakukan pendekatan secara mendalam ke semua tokoh di luar kader PAN. Saat ini partainya masih mengutamakan kader internal untuk maju sebagai bakal cagub Jawa Barat.
"Karena PAN itu punya tokoh sendiri yang ingin kita ajukan, yaitu Bima Arya Sugiarto dan Desy Ratnasari," kata Eddy kepada reporter detikX.
Mochamad Iriawan, saat menjabat Ketua Umum PSSI, memenuhi panggilan penyidik Polda Jawa Timur sebagai saksi terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kamis (20/10/2022).
Foto: Didik Suhartono/Antarafoto
Di sisi lain, PAN mengaku realistis. Jika kedua nama itu tidak memenuhi elektabilitas yang memadai, tidak tertutup kemungkinan akan ada bakal cagub lain dari luar partai. Sedangkan kader internal PAN disiapkan untuk menjadi bakal cawagub.
Sebelumnya, Iwan Bule hadir dalam salah satu acara yang diadakan oleh PAN. Menurut Eddy, Iwan Bule juga sempat berbincang dengan Desy Ratnasari di acara tersebut.
"Masih berproses. Dengan Pak Iwan Bule bisa berproses. Dengan tokoh-tokoh lain bisa berproses. Saya kira PAN akan sangat terbuka untuk menjalin komunikasi politik dengan tokoh-tokoh Jawa Barat yang memang memiliki kemampuan memimpin Jawa Barat," tuturnya.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan Jawa Barat memang menjadi salah satu provinsi yang paling banyak diincar oleh partai dan politikus. Dengan populasi yang besar, Gubernur Jabar akan dengan mudah memperoleh popularitas dan modal politik untuk maju di tingkat nasional.
Untuk menaklukkan Jabar, pertama-tama Iwan Bule membutuhkan partai. Dengan itu, ia harus memiliki elektabilitas yang kuat untuk menarik perhatian partai politik.
"Kalau Iwan Bule elektabilitasnya tidak muncul signifikan, ya saya kira tidak akan menjadi rebutan," jelas Adi kepada reporter detikX.
Di sisi lain, menurut Adi, partai politik memilih calon dengan dua pertimbangan utama. Pertama terkait elektabilitas, termasuk apakah bakal calon tersebut merupakan petahana atau bukan. Calon petahana memang lebih disukai karena popularitas yang relatif tinggi.
Adapun yang kedua, kemampuan menyediakan dana-dana politik. Menurut Adi, partai lebih suka meminang bakal calon yang memiliki sejumlah modal guna menggerakkan mesin-mesin pemenangan.
"Iwan Bule harus realistis karena partai berpikirnya memang untung dan rugi. Rata-rata partai ini maunya untung. Untung secara elektoral, untung secara logistik pilkada," ujarnya.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin mengatakan jabatan Kapolda Jabar dan Ketum PSSI belum cukup bila digunakan sebagai bekal untuk bersaing berebut kursi gubernur. Hal itu karena Iwan Bule akan bersaing dengan para kader partai yang juga kepala daerah maupun calon petahana.
Selain itu, menurut Ujang, citra buruk PSSI akan menjadi batu sandungan bagi Iwan Bule. Terlebih terkait Tragedi Kanjuruhan. "Pasti ada peluang. Tapi, kalau menurut saya, peluangnya agak berat, ya tadi yang dihadapi adalah calon-calon lain yang jauh lebih kuat lagi," jelas Ujang.
Reporter: Ahmad Thovan Sugandi, Fajar Yusuf Rasdianto, Dimas Miftakhul Fakri (magang)
Penulis: Ahmad Thovan Sugandi
Editor: Dieqy Hasbi Widhana
Desainer: Luthfy Syahban