Spotlight

Gocekan Surya Paloh King Maker Anies

Manuver Surya Paloh bertandang ke berbagai partai politik membuat Partai Demokrat dan PKS mendadak mendeklarasikan mendukung Anies Baswedan.

Ilustrasi : Edi Wahyono

Senin, 06 Februari 2023

Akhir bulan lalu, Surya Paloh akhirnya bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara. Menurut sumber internal di Partai NasDem, berbagai dinamika politik membuat hubungan keduanya sempat renggang. Salah satunya karena Partai NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden pada Pemilu 2024.

"Biasanya sebulan sekali bertemu. Minimal dua bulan sekali. Ini sekarang hampir tiga bulan," ucap sumber tersebut kepada reporter detikX.

Sumber tersebut membenarkan, Paloh ditegur Jokowi karena dukungannya ke Anies memicu meningkatnya suhu politik. Setelah pertemuan itu, Paloh disebut langsung memerintahkan kader partainya menahan diri dan tidak membuat gaduh perpolitikan nasional.

"Itu langsung dikasih perintah ke DPP (Partai NasDem)," ucapnya.

Sejumlah elite Partai NasDem menyambangi kantor Sekber Koalisi Gerindra dan PKB di Menteng, Jakarta, Kamis (26/1/2023). 
Foto : Agung Pambudhy/detikcom


Ada wacana yang diembuskan agar kami tidak solid. Ya wacana itu terus dikumandangkan oleh petinggi di negeri ini, pemerintah, bahkan termasuk menteri-menteri.”

Pertemuan Paloh dengan Jokowi terjadi sejak pukul 16.30 WIB. Tak berselang lama, elite Partai NasDem berkunjung ke sekretariat bersama Partai Gerindra dan PKB. Itu terjadi sejak pukul 12.30 WIB, pada hari yang sama. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman tidak membantah bahwa pertemuan tersebut bagian dari penjajakan koalisi.

"Ini pertemuan tingkat tinggi, tentu mengarah ke koalisi, tidak mungkin cuma ngopi-ngopi doang," kata Habiburokhman kepada reporter detikX.

PKB menafsirkan pertemuan tersebut sebagai upaya NasDem melakukan pendekatan. Hal itu karena baik PKB-Gerindra maupun NasDem belum menentukan pasangan yang akan maju pada pilpres.

"Kalau bergabung mungkin tidak langsung, tentu ada tahapan-tahapannya," ucap Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid kepada reporter detikX.

Jazilul mengatakan selama ini para ulama pendukung PKB menginginkan pengumuman pasangan calon capres-cawapres sebelum Ramadan. Menurutnya, Partai NasDem saat ini juga sedang mempertimbangkan hal tersebut. Namun, Jazilul menilai, untuk saat ini Anies tidak mungkin diusung oleh PKB-Gerindra.

"Kalau dari luar (koalisi Gerindra dan PKB), saya belum melihatnya sebagai sesuatu yang objektif," tukasnya.

Sepekan setelah berjumpa Jokowi, Surya Paloh bertandang ke markas Partai Golkar. Ia datang pada jam makan siang bersama sepuluh petinggi Partai NasDem. Di sana, rombongan tersebut disambut langsung oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Menurut salah satu sumber detikX di lingkup internal Golkar, dalam jamuan sup dan aneka makanan lainnya itu, Surya Paloh sempat berkelakar terkait perombakan kabinet. Ia sempat menyinggung Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Gerard Plate, yang menurutnya masih menunggu keputusan apakah akan diganti atau tidak oleh Presiden Jokowi. Hari itu adalah Rabu Pon, yang santer isu Jokowi akan melakukan reshuffle kabinetnya.

"Ya seperti itu, tapi ya suasananya cair saja sambil bercanda-canda," ujarnya kepada reporter detikX.

Di sisi lain, pertemuan itu ia sebut sebagai sinyal awal bahwa Partai Golkar dan NasDem sama-sama terbuka untuk menjajaki kemungkinan koalisi. Hal itu karena koalisi yang terjalin hari ini belum mencapai tahap final.

Dihubungi terpisah, Wakil Ketua Umum DPP PPP Amir Uskara mengatakan pihaknya terbuka terhadap partai lain yang ingin bergabung ke Koalisi Indonesia Bersatu. Karena itu, ia menilai langkah NasDem sebagai upaya yang wajar, terutama menjelang tahun politik.

"Kami sepakat koalisi ini itu Inklusif dan terbuka. Minggu-minggu ini KIB akan bertemu lagi dan akan kami rapatkan," ujarnya kepada detikX.

Ketua DPP NasDem Charles Meikyansyah membantah adanya instruksi khusus dari Jokowi. Adapun kunjungan ke sejumlah partai disebut sebagai upaya merawat komunikasi biasa.

"Nggak ada instruksi khusus. Kami terus membangun komunikasi yang baik dengan semua partai," ucapnya kepada reporter detikX.

Memicu Deklarasi Dadakan Demokrat dan PKS

NasDem disebut memiliki maksud khusus dalam lawatannya ke sejumlah partai, terutama partai di luar Koalisi Perubahan, yang berisi Partai NasDem, Demokrat, dan PKS. Komunikasi dengan partai-partai di kubu koalisi pemerintah itu dilakukan karena Partai NasDem merasa sendirian. Sebab, Partai Demokrat dan PKS tidak kunjung serius memberi dukungan kepada Anies Baswedan.

Manuver Partai NasDem berhasil. Setelah petinggi NasDem mengunjungi Sekretariat Bersama PKB-Gerindra, Demokrat dan PKS tergopoh-gopoh mengumumkan dukungan kepada Anies. Sumber detikXmenyebut ketergesa-gesaan itu karena Partai Demokrat dan PKS begitu takut dicampakkan oleh Partai NasDem.

"Tahu nggak, PKS itu yang dorong buat deklarasi, kan Demokrat juga. Panik mereka," ucap salah satu narasumber detikX dari kalangan internal Partai NasDem.

Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, mengklaim, sebelum bertandang ke partai lain, Partai NasDem telah berkomunikasi dengan partainya. Ia juga membantah telah terjadi keretakan di dalam koalisi Perubahan, yang mengusung Anies.

Menurutnya, sehari sebelum NasDem bertandang ke sekretariat bersama Gerindra-PKB, ada pertemuan tokoh kunci Partai Demokrat dengan tokoh utama Partai NasDem. Dalam pertemuan itu, perwakilan Partai NasDem memberitahukan agenda-agenda dengan sejumlah partai, sembari memberi garansi bahwa akan tetap solid bersama Partai Demokrat.

"Sudah dikomunikasikan dengan kami, termasuk sebelum Pak Surya Paloh bertandang ke Golkar," ujar Herzaky kepada reporter detikX.

Demokrat menduga ada upaya-upaya untuk merusak Koalisi Perubahan. Beberapa pihak ia duga sangat tidak menginginkan koalisi tersebut terbentuk.

"Ada wacana yang diembuskan agar kami tidak solid. Ya wacana itu terus dikumandangkan oleh petinggi di negeri ini, pemerintah, bahkan termasuk menteri-menteri,” ujarnya.

Pertemuan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu (1/2/2023).
Foto : Rifkianto Nugroho/detikcom

Di sisi lain, ia percaya diri bahwa pada 2024 Partai NasDem akan konsisten bersama partainya. Untuk itu, Koalisi Perubahan telah membuat sebuah tim kecil. Tim itu diisi oleh perwakilan tiap partai, termasuk perwakilan Anies Baswedan.

Perwakilan Demokrat diisi oleh Teuku Riefky Harsya. Partai NasDem diwakili oleh Sugeng Suparwoto, sedangkan PKS terdapat Sohibul Iman, Muzammil Yusuf, dan Pipin Sopian. Lalu perwakilan Anies adalah Sudirman Said.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan tidak ada jaminan bahwa Koalisi Perubahan akan terwujud dan bertahan. Menurutnya, walaupun Partai Demokrat telah menyatakan mendukung Anies Baswedan melalui siaran pers, itu belum cukup. Partai Demokrat dan PKS setidaknya harus menggelar deklarasi yang serius seperti yang dilakukan NasDem.

"Koalisi Perubahan itu belum solid juga. Elite utama ketiga partai belum pernah bertemu, kan," kata Adi kepada reporter detikX.

Selain itu, tidak seperti Partai NasDem, Demokrat dan PKS belum memperkenalkan Anies kepada elite-elite partai di berbagai daerah. Dengan itu, Adi menilai lawatan Partai NasDem dan Surya Paloh adalah bentuk intimidasi politik. Hal itu agar Demokrat dan PKS segera serius mendukung Anies.

“Dalam konteks itu, sebenarnya kenapa Surya Paloh bertemu dengan Airlangga dan PKB-Gerindra, itu sebagai bentuk sinyal dan intimidasi politik yang ditujukan kepada Demokrat dan PKS,” ujarnya.

Menurut Adi, posisi Partai Demokrat dan PKS memang telanjur berjarak dengan partai koalisi pemerintahan Jokowi. Sedangkan Partai NasDem masih bebas berkomunikasi dengan partai apa pun. Dengan itu, PKS dan Partai Demokrat sangat membutuhkan kehadiran Partai NasDem dalam koalisi. 

“Jika Partai Demokrat dan PKS masih setengah-setengah, bukan tidak mungkin Partai NasDem mencari pengungsian yang lain,” pungkasnya.


Reporter: Ahmad Thovan Sugandi, Fajar Yusuf Rasdianto
Penulis: Ahmad Thovan Sugandi
Editor: Dieqy Hasbi Widhana
Desainer: Luthfy Syahban

***Komentar***
[Widget:Baca Juga]
SHARE